Keraguan Janda di Antara Cinta Dua Pria
Ketika masih perawan, Wati (bukan nama sebenarnya), tak pernah digoda lelaki. Hampir tiada cowok yang berani mendekat padanya. Ia memang tipe wanita angker seperti mawar berduri. Cantik tapi berwibawa.
SAMPAI lulus diploma dan bekerja di sebuah perusahaan mapan, hanya satu orang yang punya nyali mendekatinya. Itu pun atasannya sendiri. Sebut saja Joni. Karena datang di saat tepat, Wati menerima cinta sang supervisor itu. Tak lama kemudian menikah dan punya anak perempuan.
Di tengah kebahagiaan yang baru dinikmati, musibah tiba-tiba datang mendera. Joni terlibat kecelakaan mobil. Setelah berbulan-bulan di rawat di rumah sakit, dia meninggal dunia. Peristiwa ini membuat kehidupan Wati berubah total. Dari seorang eksekutif berubah jadi penjual koran. Karena harta suaminya habis untuk pengobatan dan membayar utang.
SAMPAI lulus diploma dan bekerja di sebuah perusahaan mapan, hanya satu orang yang punya nyali mendekatinya. Itu pun atasannya sendiri. Sebut saja Joni. Karena datang di saat tepat, Wati menerima cinta sang supervisor itu. Tak lama kemudian menikah dan punya anak perempuan.
Di tengah kebahagiaan yang baru dinikmati, musibah tiba-tiba datang mendera. Joni terlibat kecelakaan mobil. Setelah berbulan-bulan di rawat di rumah sakit, dia meninggal dunia. Peristiwa ini membuat kehidupan Wati berubah total. Dari seorang eksekutif berubah jadi penjual koran. Karena harta suaminya habis untuk pengobatan dan membayar utang.
Menjadi janda juga meruntuhkan kehormatannya. Belum sampai masa idahnya selesai, beberapa lelaki sudah berani datang ke rumahnya. Apalagi kalau bukan untuk mencari perhatian dia.
Di antara bapak-bapak yang datang, ada dua yang sangat getol menyambanginya. Sama-sama tetangganya sendiri. Pria pertama, sebut saja Yani, begitu rajin apel di rumahnya. Membawakan makanan, memberi uang kepada anaknya, mengajak pengajian, dan seterusnya. Royal sekali Yani pada Wati.
Ujungnya, Wati dikehendaki untuk jadi istri kedua dengan nikah siri. Wati dimintanya jangan bercerita hal itu kepada istri pertamanya yang gembrot dan jauh dari cantik.
Selain Yani, tetangganya yang pengusaha jual beli mobil juga intens melakukan PeDeKate padanya. Sebut saja Wardi. Tiap usai subuh duda ini sudah nyanggong di rumah Wati. Beli koran lalu membaca di tempat. Meski rumahnya dekat, Wardi selalu membawa sepeda motornya agar bisa menyuruh anak Wati membelikan bensin. Agar dia dapat kesempatan ngobrol dengan si ibu.
Tanpa basa-basi terlalu lama, akhirnya Wardi menyatakan cintanya. Duda tiga anak yang ditinggal wafat istrinya setahun lalu ini juga serius ingin memperistri Wati.
Betapa bingung pikiran Wati. Kepada Yani ia sebenarnya jengah nan risih karena tingkahnya yang genit. Berat juga baginya untuk menjadi istri kedua. Apalagi kalau sampai disebut perebut suami orang atau perusak rumah tangga.
Sementara kepada Wardi dia juga sangsi. Apakah duda itu bisa menjadi suami yang baik baginya. Dia lihat moral Wardi kurang bagus. Jarang beribadah dan jauh dari amalan agama.
Di sisi lain dia merasa perlu segera menikah. Demi anaknya yang perlu perhatian lebih besar. Sosok ayah tetaplah dibutuhkan. Dalam hati ia tertarik pada Yani yang mirip mendiang suaminya dalam hal kelembutan dan pendidikan. Tapi ia juga merasa cocok dengan Wardi yang kuat ekonomi dan tidak sedang akan menduakannya. Bingung hal itu, dia meminta nasihat kiai di masjidnya untuk mohon saran. (ichwan - harian semarang)
Di antara bapak-bapak yang datang, ada dua yang sangat getol menyambanginya. Sama-sama tetangganya sendiri. Pria pertama, sebut saja Yani, begitu rajin apel di rumahnya. Membawakan makanan, memberi uang kepada anaknya, mengajak pengajian, dan seterusnya. Royal sekali Yani pada Wati.
Ujungnya, Wati dikehendaki untuk jadi istri kedua dengan nikah siri. Wati dimintanya jangan bercerita hal itu kepada istri pertamanya yang gembrot dan jauh dari cantik.
Selain Yani, tetangganya yang pengusaha jual beli mobil juga intens melakukan PeDeKate padanya. Sebut saja Wardi. Tiap usai subuh duda ini sudah nyanggong di rumah Wati. Beli koran lalu membaca di tempat. Meski rumahnya dekat, Wardi selalu membawa sepeda motornya agar bisa menyuruh anak Wati membelikan bensin. Agar dia dapat kesempatan ngobrol dengan si ibu.
Tanpa basa-basi terlalu lama, akhirnya Wardi menyatakan cintanya. Duda tiga anak yang ditinggal wafat istrinya setahun lalu ini juga serius ingin memperistri Wati.
Betapa bingung pikiran Wati. Kepada Yani ia sebenarnya jengah nan risih karena tingkahnya yang genit. Berat juga baginya untuk menjadi istri kedua. Apalagi kalau sampai disebut perebut suami orang atau perusak rumah tangga.
Sementara kepada Wardi dia juga sangsi. Apakah duda itu bisa menjadi suami yang baik baginya. Dia lihat moral Wardi kurang bagus. Jarang beribadah dan jauh dari amalan agama.
Di sisi lain dia merasa perlu segera menikah. Demi anaknya yang perlu perhatian lebih besar. Sosok ayah tetaplah dibutuhkan. Dalam hati ia tertarik pada Yani yang mirip mendiang suaminya dalam hal kelembutan dan pendidikan. Tapi ia juga merasa cocok dengan Wardi yang kuat ekonomi dan tidak sedang akan menduakannya. Bingung hal itu, dia meminta nasihat kiai di masjidnya untuk mohon saran. (ichwan - harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.