Bank Jateng BPD Terbaik 2013
JAKARTA- Bank Jateng berhasil menekan angka kredit bermasalah (Non Performing Loans) dan terus menjaga berada di bawah 5% sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI). Sampai Juni 2013, NPL bank-nya wong Jateng tersebut tercatat 0,77%, turun 0,3 persen dibanding akhir 2012 yang tercatat 0,80%. NPL yang hanya sebesar 0,77% adalah prestasi yang dapat dibanggakan dalam mengelola kredit yang cukup besar (20,5 triliun).
Hal itu diungkapkan sekretaris perusahaan Windoyo di sela-sela penerimaan penghargaan dari Majalah Investor sebagai The Best Bank 2013 kategori BPD dengan aset di atas Rp 10 triliun. Penghargaan tersebut diterima oleh Dirut Bank Jateng Hariyono.
Dia menambahkan, per Juni total kredit yang disalurkan mencapai Rp 20,5 triliun. Sementara total kredit pada 2012 tercatat Rp 18,3 triliun.
Pencapaian kinerja membaiknya NPL juga dicatat cabang di luar Jateng yakni Cabang Jakarta. Sejak dibuka tiga tahun lalu atas persetujuan komisaris tersebut, NPL di kantor cabang ibu kota berhasil ditekan menjadi 2,56% pada Juni 2013, atau turun sebesar 0,81% jika dibanding dengan posisi akhir Desember 2012 yang tercatat 3,37%. "Total kredit yang disalurkan melalui cabang Jakarta sebesar Rp 90 miliar. Untuk kredit macet sendiri saat ini terus kita upayakan untuk ditekan," tandasnya.
Sehingga NPL 2,56 % untuk Cabang Jakarta menunjukkan kategori sehat, dikarenakan sesuai ketentuan Bank Indonesia NPL sebesar 5 %.
Ia menegaskan, dalam penyaluran kredit pihaknya selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan analisis bisnis yang cermat.
Terkait penghargaan tersebut, Windoyo memaparkan, Majalah Investor menggunakan parameter pemeringkatan CAR Desember 2012, NPL, ROA (return on aset), ROE (return on equity), NET (net interest margin), BOPO (beban operasional dibanding pendapatan operasional), LDR (loan to deposit ratio), rasio pendapatan operasional nonbunga (pendapatan operasional lain dibandingkan dengan total pendapatan). Tiga kriteria lain adalah pertumbuhan kredit 2011-2012, pertumbuhan laba operasi 2011-2012 dan rasio biaya terhadap aset. (*/yul)
Hal itu diungkapkan sekretaris perusahaan Windoyo di sela-sela penerimaan penghargaan dari Majalah Investor sebagai The Best Bank 2013 kategori BPD dengan aset di atas Rp 10 triliun. Penghargaan tersebut diterima oleh Dirut Bank Jateng Hariyono.
Dia menambahkan, per Juni total kredit yang disalurkan mencapai Rp 20,5 triliun. Sementara total kredit pada 2012 tercatat Rp 18,3 triliun.
Pencapaian kinerja membaiknya NPL juga dicatat cabang di luar Jateng yakni Cabang Jakarta. Sejak dibuka tiga tahun lalu atas persetujuan komisaris tersebut, NPL di kantor cabang ibu kota berhasil ditekan menjadi 2,56% pada Juni 2013, atau turun sebesar 0,81% jika dibanding dengan posisi akhir Desember 2012 yang tercatat 3,37%. "Total kredit yang disalurkan melalui cabang Jakarta sebesar Rp 90 miliar. Untuk kredit macet sendiri saat ini terus kita upayakan untuk ditekan," tandasnya.
Sehingga NPL 2,56 % untuk Cabang Jakarta menunjukkan kategori sehat, dikarenakan sesuai ketentuan Bank Indonesia NPL sebesar 5 %.
Ia menegaskan, dalam penyaluran kredit pihaknya selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan analisis bisnis yang cermat.
Terkait penghargaan tersebut, Windoyo memaparkan, Majalah Investor menggunakan parameter pemeringkatan CAR Desember 2012, NPL, ROA (return on aset), ROE (return on equity), NET (net interest margin), BOPO (beban operasional dibanding pendapatan operasional), LDR (loan to deposit ratio), rasio pendapatan operasional nonbunga (pendapatan operasional lain dibandingkan dengan total pendapatan). Tiga kriteria lain adalah pertumbuhan kredit 2011-2012, pertumbuhan laba operasi 2011-2012 dan rasio biaya terhadap aset. (*/yul)
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.