Buntut Ditutupnya Zensho Karaoke Pemilik dan Karyawan Jadi Korban

SALATIGA – Tragedi percobaan bunuh diri di rumah karaoke Zensho Atrium Salatiga akhirnya berbuntut dengan tidak dibukanya “police line” yang dipasang Polres Salatiga. Hingga kini, sudah lima hari, garis polisi itu masih di sana sehingga selama itu pula tidak beroperasi.

Pemilik usaha Karaoke Family Zensho, Winardo, sangat menyayangkan langkah Polres Salatiga memasang garis polisi untuk seluruh bangunan karaoke di Komplek Atrium Jalan Jenderal Sudirman Salatiga itu sebab secara bisnis sangat merugikan karena harus menutup usaha tanpa batas waktu. Dari penutupan ini, yang sangat dirugikan adalah pengusaha maupun para karyawannya.

Menurutnya, jika memang garis polisi masih ada, harusnya dipasang khusus di kamar atau room yang dijadikan tempat percobaan bunuh diri. Sehingga karaoke tetap beroperasi. Di hotel, jika ada kasus serupa, maka garis polisi hanya di kamar tempat kejadian.

“Kami sangat berharap Polres Salatiga segera membuka garis polisi. Jika memang garis polisi itu masih tetap dipasang, hendaknya dipasang pada room yang dijadikan tempat percobaan bunuh diri. Kami harus menghidupi 23 karyawan,” jelas Winardi alias Ndondo kepada Harsem, Rabu (24/7) kemarin.

Berapa kerugian setelah Zensho untuk tidak boleh beroperasi? Warga Cungkup, Salatiga ini mengaku menderita kerugian hingga Rp 25 juta. Kerugian tersebut selama 5 hari, namun jika garis polisi dipasang terus maka kerugian lebih besar akan diterimanya.
 

Ditambahkan, Zensho yang justru jadi korban dan dirugikan namun pelaku percobaan bunuh diri hingga kini telah bebas berkeliaran. Pihaknya mengaku hanya pasrah, karena pelaku nampaknya tidak akan mendapatkan sanksi hukuman. Pasal berapa yang disangkakan kepada pelaku pun sangat sulit dan tidak jelas. (hes/rif)

Newer Post Older Post