Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Apem Sewu Ricuh, Warga Berebut Sebelum Didoakan

Ratusan warga berebut gunungan apem dalam prosesi Grebeg Apem Sewu 2013 di Kampung Beton, Sewu, Jebres, Minggu (10/11). Acara itu ricuh karena warga berebut sebelum ribuan apem didoakan.
Prosesi Grebeg
SOLO-Prosesi Grebeg Sewu di Tempuran, Kampung Beton, Sewu, Jebres berlangsung ricuh, Minggu (10/11) siang. Ratusan warga saling berebut apem meskipun apem tersebut belum didoakan. Kericuhan terjadi di depan sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, termasuk Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
   
"Acara grebeg sudah digelar delapan kali, tapi baru kali ini apem jadi rebutan sebelum didoakan. Ini di luar kehendak kami," jelas Ketua Panitia Grebeg, Agus Suyamto, kemarin.
   
Agus tak kuasa menolak ketika tanpa diduga ratusan warga langsung berebut segala macam ubo rampe yang didominasi kue apem dari sepuluh gunungan. "Kami terlalu lama menunggu sejak pagi pukul 10.00, padahal tadi sempat ikut kirab juga," jelas salah seorang warga, Suwarti (45).
   
Bagi warga lainnya, Grebeg Apem Sewu sudah kehilangan greget. "Kalau saya hanya ikut tradisi. Meski ikut mengambil apem dan sayur-sayuran dari gunungan, saya sudah tak percaya barang ini mendatangkan berkah," sambung Yamtinah (50).
   
Agus mengaku penyelenggaraan grebeg yang sudah masuk dalam agenda kegiatan budaya Kota Solo itu biasanya sudah selesai tepat pukul 12.00. "Mungkin warga sudah tak sabar karena menunggu rombongan Pak Wali Kota rawuh," imbuhnya.
   
Dalam even kedelapan kalinya itu, setiap warga dari sembilan RW di sekitar Kampung Beton, Jebres mengirimkan hasil bumi dan kue apem. "Total ada 10 gunungan, sembilan sumbangan warga dari sembilan RW. Sisanya satu gunungan dari panitia. Kalau dihitung memang kue apemnya berjumlah seribu," tutur dia.
   
Berdasar sejumlah sumber, cerita Agus, keterkaitan Kampung Sewu dengan makanan tradisional apem dimulai pada zaman Ki Ageng Gribig (Wasibagno Timur), putra Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Saat itu Ki Ageng Gribig dalam perjalanan menyusuri Bengawan Solo sempah singgah ke Kampung Sewu dan meminta kepada warga setempat untuk berbagi makanan yang disimbolkan dengan kue apem.
   
"Apem berasal dari kata Affan dalam bahasa Arab yang artinya ampunan. Kui ini disimbolkan sebagai wujud syukur dan permohonan ampunan kepada Tuhan," tutur dia.
Sementara itu Wali Kota Surakarta, FX Hadi "Rudy" Rudyatmo mengaku keterlambatan bukan karena rombongannya mengabaikan acara tersebut. "Kami harus mengikuti upacara Hari Pahlawan dahulu. Rakyat yang besar itu adalah yang menghargai jasa pahlawannya," tandas Rudy. (K15/SMNetwork/njs)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous