Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Telat “Nembak”, Ditinggal Kawin

Kisah tentang cinta selalu beraneka rona. Lembaran jiwa berisi tresna, memang banyak menguras rasa.  Terlebih, asmara tidak sendirian. Ada banyak hal menempel padanya. Bisa status sosial, ranah ekonomi, maupun garis keturunan.
    
Hikayat terkait bibit bebet bobot yang memilukan terjadi di kampung Kaligawe Semarang, baru-baru ini. Kamal (bukan nama sebenarnya), hampir bunuh diri usai lamarannya ditolak sang sahabat dekat. Sebut saja Susi.
    
Kamal dan Susi telah lama bersahabat.  Mereka dekat sejak keduanya kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang. Hanya beda fakultas dan angkatan. Roman cinta mereka pun penuh liku yang mengharu biru.
 
Susi telah lama memendam rasa kepada Kamal. Namun Kamal tak pernah tahu.  Meski hatinya tertarik pada Susi. Maklum, Kamal menderita inferiority complex. Sejenis kondisi kejiwaan yang dipenuhi rasa tidak percaya diri.
    
Kamal yang hanya punya seorang ibu, janda miskin orang desa. Keserbakekurangan membuat mental Kamal lembek jika berhadapan dengan orang yang dianggap berada di atasnya. Terlebih wanita. Sedangkan Susi, nyata sekali adalah cewek kota anak orang kaya. 
Sebenarnya Susi tidak peduli kekurangan Kamal. Dia yang setiap kuliah diantar sopir, menganggap harta tidaklah penghalang persahabatan. Justru Susi menghargai Kamal yang jujur dan amanah. 
    
Susi berusaha menarik perhatian Kamal, agar menyatakan cintanya. Namun Kamal bebal soal bahasa isyarat kaum hawa. Dia terlalu bodoh untuk mengerti tanda-tanda seneng  dari Susi. Terlebih, Kamal ternyata egois. Dia merasa  turun gengsi saat temannya menawarkan diri untuk menemani “menembak” Susi.
   
Jadilah Susi kecewa dengan harapannya. Dia hapus perasaannya kepada Kamal. Dia buang bunga cinta dari hatinya. Lalu dia putuskan menerima “tembakan” dari lelaki lain. Kebetulan jadian mereka menjelang wisuda sarjana. Sehingga Kamal tidak tahu.
    
Di saat yang sama Kamal telah menyiapkan rencana jitu. Dia telah menemukan solusi untuk menyetel kepercayaan dirinya. Tiga bulan menjelang wisuda, dia mendapat pekerjaan Kamal usai menyelesaikan skripsinya. Ketika lulus, dia jadi pegawai tetap di sebuah bank. Dia pikir, sekarang saat yang tepat untuk menungkapkan isi hati kepada Susi.

“Aku sudah punya pekerjaan. Tak ada lagi minder. Sekarang saat yang tepat untuk melamar Susi,” gumam Kamal yang taat norma. Bahwa cinta harus diungkapkan sepenuh tanggung jawab. Yaitu dengan melamar untuk menikahi sang pujaan.
    
Alangkah terkejutnya, manakala dia datang ke rumah Susi. Di depan pintu, dia disambut seorang lelaki muda yang ternyata suami Susi. Lunglai sudah badannya. Sekuntum bunga di tangan kiri dan cupu berisi cincin di tangan kanannya, jatuh ke lantai bersamaan dengan ambruknya tubuh Kamal di teras rumah Susi. (ichwan)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous