Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Gebyuk Iwak, Ramai-ramai Nyebur ke Sungai

GEBYUK IWAK: Puluhan warga Desa Darmakradenan mengikuti tradisi gebyuk iwak di aliran Sungai Tajum, Jumat (21/9) ( HARSEM/DOK )

PURWOERTO-Kemarau yang identik dengan kekeringan tak selalu dianggap menyusahkan. Setidaknya itulah pandangan warga Desa Kracak dan Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang yang tinggal di sekitar Sungai Tajum. Surutnya air menjadi kesempatan mereka mencari ikan bersama.
Lewat tradisi gebyuk iwak, puluhan bahkan ratusan warga turun ke sungai bersama. Alat tangkap ikan mulai dari seser, sirib, hingga jaring dibawa ke sungai. Sesampai di sungai mereka langsung terjun dan menyerbu sarang-sarang ikan di aliran sungai tersebut.

"Bapak ibu, tua muda dan anak-anak bergabung menjadi satu turun ke sungai membawa peralatan seadanya. Secara tak langsung, tradisi ini menjadi sarana sosialisasi, rekreasi, hingga sarana mencari sesuap nasi,” kata Ahmad Mifah, Kaur Kesra Desa Darmakradenan kemarin.

Tak peduli panas terik, warga pencari ikan menyusuri aliran sungai yang membelah perkampungan. Aliran sungai yang panjang, mereka susuri dari hulu ke hilir. Menjadi kepuasan, ketika mereka pulang dengan membawa ikan mujahir, nilam, tawes, atau uceng untuk disantap di rumah.

“Siapa yang cepat dan cermat itulah yang biasanya dapat banyak ikan. Makanya satu keluarga biasanya berangkat semua. Saking asyiknya terkadang jadi lupa waktu, tahu-tahu ternyata sudah ada bedug Maghrib," jelas Saefudin (41) salah satu pencari ikan.

Berapa pun ikan yang didapat biasanya selalu dibawa ke rumah. Dipercaya warga kalau ikan hasil tangkap dari sungai rasanya lebih nikmat dibandingkan dari kolam. Daging ikan kali lebih kenyal dan sedap ketika dimasak.

Untuk itulah harga jual ikan sungai lebih mahal dibandingkan ikan budidaya kolam. “Kalau dapat banyak, biasanya kami jual juga. Tapi seringnya dimasak oleh istri di rumah,” ujar Joni (30) warga pencari ikan.
Melihat keberlangsungan tradisi warga aliran Sungai Tajum, pemerintah desa tak pernah melarangnya. Pemerintah desa hanya memberikan larangan penggunaan racun saat warga mencari ikan. Pasalnya dikhawatirkan akan merusak ekosistem sungai.

"Tradisi (gebyuk ikan) itu sudah ada dari dulu. Sangat bagus karena di sana, nilai-nilai kebersamaan dan kompetisi yang sehat muncul. Namun kami larang memakai racun ikan agar benih ikan tidak mati,” kata Harjono, Kepala Desa Darmakraadenan. (SUSANTO-JBSM/16)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous