Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Masjid Pandanaran

Mengingatkan Pendiri Semarang

NAMA Ki Ageng Pandanaran bagi orang Semarang sudah tidak asing lagi. Dialah Adipati Semarang yang pertam. Sementara tanggal diangkatnya sebagai adipati dijadikan hari jadi kota ini.

Di kompleks makam Ki Ageng Pandanaran juga berdiri sebuah masjid, dengan nama Masjid Ki Ageng Pandanaran. Masjid yang terletak di Jalan Mugas Dalam II/4, Kelurahan Mugasari, kurang lebih satu kilometer dari bundaran Tugu Muda, lokasinya terasa sejuk karena berada di dataran tinggi. Dengan pepohonan yang rindang di sekeliling kompleks, tempat ini sering digunakan untuk menyelenggarakan ritualritual keagamaan.

Masjid tersebut, ungkap Ketua Yayasan Sosial Ki Ageng Pandanaran, Soekardiono, sudah ada sejak zaman Belanda. Masjid ini sudah mengalami kurang lebih lima kali perbaikan, yang dimulai pada tahun 1969.

“Kurang lebih sudah lima kali renovasi sampai sekarang, memperbaikinya sedikit demi sedikit,” katanya ketika ditemui Harian Semarang, baru-baru ini.

Di kompleks masjid atau makam Ki Ageng Pandanaran, setiap tahun terutama pada bulan Muharam diselenggarakan haul untuk mengenang jasa Ki Ageng Pandanaran. Acara ini biasanya
berlangsung selama tiga hari, dan selalu dihadiri oleh banyak pengunjung.

Ratusan bahkan ribuan orang memadati kompleks masjid, untuk kemudian bergiliran masuk ke makam Sunan Pandanaran untuk berziarah.

Sunan Pandanaran dikenal sebagai penyebar agama Islam sekaligus peletak dasar pemerintahan Kota Semarang.

Konon pada masanya dulu, Sunan Pandanaran pernah tinggal dan membuka pesantren di Pulau Tirang Amper yang sekarang merupakan daerah Mugas, Semarang Selatan.

Beberapa waktu kemudian, pesantren tersebut dipindahkan ke daerah Pegisikan, dan Sunan Pandanaran membuka daerah baru yang kini dikenal sebagai Bubakan. Seiring waktu, Semarang berkembang pesat dan menjadi kadipaten di bawah Kesultanan Demak.

Setiap bulan Ramadan, masjid Ki Ageng Pandanaran banyak dikunjungi orang baik dari dalam kota maupun luar kota. Setiap hari jamaah memadati masjid sejak menjelang berbuka hingga usai shalat tarawih dan tadarusan bersama. “Ya, di masjid sini ramai terus tiap malem, sekitar 300-an orang,” kata Soekardiono.

Menurut Sukardiono, ada sebuah tradisi yang selalu ada pada setiap bulan Ramadan. Antara lain pengajian anak-anak usai sholat Ashar, kemudian tarawih, tadarusan serta jaburan atau disediakannya makanan untuk para jamaah.

Hal ini, ungkap Soekardiono, merupakan cara untuk mempererat silaturahmi terutama bagi warga di sekitar kompleks masjid tersebut.

Tidak hanya di malam hari, setiap usai sholat subuh juga dilanjutkan dengan dakwah dan tadarusan. Setiap malam, orang-orang di masjid ini tidak lelahnya mengangungkan asma Allah. Selain itu, di siang hari juga banyak warga sekitar atau pun orang-orang yang sengaja mampir untuk sholat yang diteruskan dengan mengaji. (puji/lissa_harian semarang)

___________
Dipersilahkan mengcopy dan menyebarluaskan artikel pada blog ini dengan tujuan untuk kemaslahatan bersama dan bukan untuk disalahgunakan. Namun perlu diingat, wajib menyertakan sumber blog ini yaitu http://hariansemarangbanget.blogspot.com. (terima kasih).
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous