Harapan untuk Pasar Cokrokembang Klaten Jadi Pasar Tradisonal Terbaik se-Indonesia

Gubernur Bibit Waluyo saat mencoba proses pembuatan sabit di Pasar Cokrokembang, Klaten

Pasar Cokrokembang, Klaten dicita-citakan Gubernur Jateng bisa menjadi pasar tradisonal terbaik se-Indonesia.

SETELAH menunggu sekitar setengah tahun, renovasi Pasar Cokrokembang di Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, akhirnya selesai. Pasar desa yang semula hanya merupakan bangunan seadanya tersebut, kini disulap menjadi pasar dengan konstruksi bangunan yang kuat dan bagus, lebih tertata, bersih, dan indah.

Sejak berdiri pada 1947, Pasar Cokrokembang nyaris tidak banyak mengalami perubahan. Padahal potensi tempat tersebut sangat menjanjikan, mulai dari letaknya yang strategis hingga potensi produk rakyatnya terhitung komplet. Ditambah lagi peluang pemasaran produk kerakyatannya lebih terbuka.

Dengan potensi tersebut, Gubernur Jateng Bibit Waluyo berupaya melakukan pembenahan Pasar Cokrokembang menjadi pasar tradisional yang bersih, aman, nyaman, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Waktu kecil saya di sini, njajan di sini. Jadi kolusi sitiklah, KKN nggak papa. Tapi kan untuk rakyat, bukan untuk saya. Dan semuanya ini saya buat untuk rakyatku semua. Saya tidak ragu-ragu mempertanggungjawabkan dana yang diberikan kepada saya. Semua saya gunakan untuk membangun pasar ini,” ungkap Bibit saat peresmian Pasar Cokrokembang, belum lama ini.

Bibit berharap, Pasar Cokrokembang nantinya tidak sekadar sebagai tempat jual beli namun bisa menjadi pasar wisata tradisional. Sehingga pasar tersebut akan terus maju dan berkembang. Namun, untuk maju dan berkembangpun itu semua tergantung dari pengelola pasar, pedagang, dan masyarakat.

Selain itu, Bibit menambahkan, guna promosi keberadaan Pasar Cokrokembang, dapat dengan mengarahkan wisatawan yang berkunjung ke Umbul Ingas atau obyek lainnya di sekitar Klaten untuk mampir ke pasar yang dibangun dengan biaya Rp 8,4 miliar itu.

Hidup Bersih

“Dodolan kudu resik, sak durunge jualan adus. Jarik yo jarik sing anyar. Sebelum jualan yo sisiran, gelungane sing apik. Ngganggo celemek resik, sehingga pasar ini sesuai cita-cita saya bisa menjadi pasar tradisonal terbaik se-Indonesia. Apalagi tatanannya sudah bagus, sistem irigasinya bagus, pengairannya bagus, apik kabeh. Tinggal saudaraku semua bagaimana ini nanti ojo sekarang diresmikan, tapi besok sampah di mana-mana. Kalau memahami apa yang saya sampaikan, pasti akan maju,” tegas Bibit.

Tidak sekadar merenovasi bangunan pasar, Pemprov Jateng melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, akan terus melakukan pendampingan dalam pengelolaan Pasar Cokrokembang selama tiga tahun. Selama itu, evaluasi juga akan terus dilakukan, terutama hasil transaksi dan pertumbuhan perekonomian masyarakat di tempat itu.

Kepala Disperindag Jateng Ihwan Sudrajat menjelaskan, Pasar Cokrokembang dibangun dari 28 Juni 2011 hingga 7 Desember 2011, di lahan seluas 10.800 meter persegi. Di pasar tersebut terdapat 542 pedagang yang terdiri dari berbagai macam pedagang, mulai dari pedagang hasil tani, sayur-mayur, buah-buahan, palawija, hewan hingga kerajinan.

“Untuk sarana penunjang pun terhitung lengkap, mulai dari tempat parkir luas, mushola, lavatory, area cuci dagangan, water treatment, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), ground tank-rumah pompa-tangki air, serta area lomba burung. Bahkan, ada pula klinik kesehatan yang bisa dimanfaatkan pedagang dan pengunjung,” papar Ihwan.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang meresmikan pasar tersebut juga mengaku senang dan bangga atas rampungnya pembangunan Pasar Cokrokembang. Menurutnya, ke depannya nanti Pasar Cokrokembang harus dikelola dengan baik dan benar, sehingga dapat lebih berdaya guna. Pedagang bersama pengelola pasar dituntut untuk selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan. Termasuk, ketersediaan air bersih, sabun, tong sampah, dan lainnya. (hep/tab)

Newer Post Older Post