Tertimpa Tumpukan Kertas, PNS Tewas Mengenaskan

Pekerja membersihkan kertas yang berserakan bekas kecelakaan

Oleh Sukma Wijaya

Tengah berdiri di trotoar, seorang PNS tertimpa muatan kertas. Korban tewas dengan luka mengenaskan.

NASIB naas menimpa seorang PNS dari Bidang Pertamanan DPUPPE Demak, Sabtu (28/1) sekira pukul 19.45. Korban bernama Gunawan (47) warga Desa Botorejo, Wonosalam, tewas seketika, setelah tertimpa tumpukan kertas yang jatuh dari sebuah truk trailer yang melintas di atas jembatan di jalur lingkar Demak.

Peistiwa bermula dari sebuah truk traler bermuatan puluhan ton kertas dari PT Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas jalan Raya Driyorejo, Gresik, yang melintas di jalur lingkar Demak. Truk melambatkan laju ketika menaiki jembatan layang di wilayah Desa Botorejo. Tiba -tiba tali pengaman barang (track balt) putus, Saat truk oleng sopir truk, Muad (42) warga kota Probolinggo Jatim, langsung membanting setir ke kanan, mengakibatkan muatan kertas berjatuhan ke jalan dan trotoar jembatan.

Ketika tumpukan kertas berjatuhan dari trailer, Gunawan tengah berdiri di trotor jembatan. Seketika korban tertimpa berton-ton kertas tersebut. Korban tewas seketika dengan kondisi mengenaskan, beberapa organ tubuhnya terpisah.

Warga yang mengetahui peristiwa tersebut langsung membantu mengevakuasi. Kasi Kedaruratan BPBD Demak, H Sururi, turut mengevakuasi korban, "Untuk mengambil korban harus memilahi tumpukan kertas di trotoar, karena sebagian tubuh korban tertimbun," jelasnya, kemarin.

Ratusan warga ikut menyisir di bawa jembatan, mereka mencari organ tubuh korban yang berjatuhan di Jalan Raya Demak-Dempet. Warga secara berhati-hati memilah kertas yang menimpa tubuh korban di atas jembatan layang itu. "Saya sempat memungut salah satu organ tubuh adik saya," aku kakak korban, Suyono yang bekerja sebagai Pengawas UPTD Dikpora Wonosalam.

Suyono menguatkan diri untuk memungut beberapa organ tubuh adiknya. Dia ingin adiknya bisa meninggal tenang dengan tubuh utuh saat dimakamkan nanti.

Belakangan diketahui korban sengaja berdiri di trotoar jembatan, karena menunggu 30 rekannya yang akan mengikuti fun bike di Yogyakarta hari Ahad pagi (29/1). Temannya sempat menyuruh korban menunggu di depan Wwalayan Maharani. "Namun korban tidak mau malah bersikukuh menunggu di trotoar jembatan," jelas tokoh masyarakat Desa Botorejo, Budi Kamulyan.

Sebelum tragedi, Budi sempat bertemu korban, bahkan bersama minum kopi di warung sebelah pos kampling Botorejo. "Korban sempat membuka tas dan melihatkan kaos fun bike yang akan diikutinya di Jogja," jelas Budi. Tambahnya, bahkan tasbih dan kompyah juga diperlihatkan, dan sempat menyinggung beratnya laku ngrowot (makan sayur) demi keberhasilan anaknya, Budi Prasetyo Aji yang masih melalui pendidikan di STPN Bandung.

Kepergian Gunawan secara tiba-tiba menorehkan duka yang mendalam bagi istrinya, Rekno Jati, staf di Kantor Kecamatan Demak. Kedua anak korban, Roni Bayu Setiawan dan Budi Prasetyo Aji, hanya terdiam, mereka hanya diam saja dan menjabat tangan beberapa pelayat dari dinas. (nji)

Newer Post Older Post