11 Siswa Tidak Lulus UN
ARAK-ARAKAN: Para pelajar SMA/SMK di Salatiga yang melakukan arak-arakan saat melintas di JLS, sebagian tidak memakai helm.(HARSEM/HERU SANTOSO) |
Dari total peserta UN sebanyak 6.667 siswa, yang lulus mencapai 6.656 siswa dan hanya 11 siswa dinyatakan gagal lulus UN. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih menjelaskan, pihaknya menyambut baik hasil kelulusan siswa SMA sederajat tahun ini. Pasalnya, hal tersebut merupakan bukti nyata adanya upaya peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Semarang. "Kita harapkan hasil tahun ini dapat dipertahankan untuk tahun-tahun mendatang. Bahkan kalau bisa lebih ditingkatkan lagi, bukan hanya sekedar lulus tapi nilai rata-ratanya juga lebih baik lagi," kata Dewi, kemarin.
Diutarakan, secara rinci jumlah kelulusan di tingkat SMA sebesar 99.68%, dari total 22.775 siswa, 9 di antaranya dinyatakan tidak lulus. Untuk SMK dari total 3.522 siswa yang tidak lulus hanya satu siswa, atau 99,84%. Sedangkan MA dengan total peserta UN 297 siswa tidak lulus satu siswa.
Peningkatan angka kelulusan tahun ini, menurut Dewi, tak lepas dari keberhasilan sebagian besar sekolah mencapai kelulusan 100%. Di tingkat SMK dari total sebanyak 29 sekolah, 28 di antaranya berhasil lulus 100%. Sedangkan untuk tingkat SMA/MA dari 31sekolah 25 di antaranya berhasil meraih kelulusasn 100%. "Tahun ini yang gagal mencapai angka kelulusan 100% hanya tujuh sekolah," jelasnya.
Saat ditemui di sela- sela rapat PGRI kemarin, Dewi mengaku belum bisa menentukan nilai hasil UN terbaik. "Daftar peringkat nilai UN tertinggal di kantor," ujarnya singkat. Sementara peringkat nilai akhir (NA) tertinggi diraih oleh SMAN 1 Ungaran. Namun peringkat nilai akhir tersebut merupakan gabungan nilai UN dan ujian sekolah. "Peringkat nilai akhir tidak bisa dijadikan sebagai ukuran prestasi, karena gabungan dengan nilai ujian sekolah," katanya.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Semarang, The Hok Hiong mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya peningkatan angka kelulusan tahun ini. Namun demikian ia mengingatkan, bahwa kenaikan tersebut hendaknya diperoleh dengan cara positif. "Ini bisa diindikasikan sebagai peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Semarang. Diharapkan prestasi tahun ini diperoleh dengan cara yang jujur. Artinya, selama pelaksanaan UN tidak ada siswa yang nyontek," tukas dia.
Arak-arakan
Sedangkan, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Salatiga H Susanto menyatakan, bahwa tahun 2012 ini kelulusan SMA/SMK di Salatiga mencapai 100%. Hanya ada satu sekolah yang tidak meluluskan muridnya yaitu MAN. “Tahun ini boleh dikatakan kelulusan SMA/SMK mencapai 100% dan hanya satu sekolah yaitu MAN, seorang siswanya tidak lulus,” tandasnya. Ratusan pelajar SMA/SMK se Kota Salatiga, usai mengetahui telah berhasil lulus akhirnya melakukan corat-coret dan penyemprotan menggunakan phylox pada pakaian yang dipakainya bahkan dilanjutkan dengan arak-arakan keling wilayah Kota Salatiga, Sabtu (26/5) kemarin.
Pantauan Harsem, para pelajar tersebut sengaja memilih jalur-jalur pinggiran karena menghindari kemacetan serta merasa takut jika terkena tilang oleh anggota Satlantas Polres Salatiga. Mereka melakukan arak-arakan, sengaja memilih jalur di wilayah pinggiran atau perkampungan untuk menghindari kejaran petugas kepolisian.
“Kami semua lewat jalur Tetep ini, menghindari petugas kepolisian. Walaupun memiliki kelengkapan surat-surat kendaraan namun masih banyak rekan kami yang tidak memiliki SIM C. Sehingga kami memilih jalur perkampungan. Nanti, kami akan bertemu dengan sekolah lain di daerah JLS dan melanjutkan arak-arakan secara bersama. Hal ini menyambut akan kelulusan di Salatiga yang 100 persen,” kata Sidik didampingi Ria dan Herry, yang mengaku dari SMK Negeri 3 Salatiga ketika ditemui Harsem, di daerah JLS Cebongan.
Hal senada diungkapkan Ronny Andrian, pelajar dari SMA Negeri 2 Salatiga yang justru mengaku sebelum melakukan corat-coret di bajunya, sempat dimarahi oleh guru-gurunya. Bahkan, gurunya itu melarang untuk melakukan arak-arakan keliling kota Salatiga. Namun, larangan itu tidak digubris dan tetap saja melakukan arak-arakan bersama dengan pelajar dari SMA/SMK di Kota Salatiga.
“Mumpung kita semua lulus semua atau 100% dan setelah ini kan seragam sekolah sudah tidak dipakai lagi, sepakat untuk tetap melakukan corat-coret di baju dan semprot cat. Asal kita berlaku sopan dan tertib di jalan, saya yakin petugas kepolisian tidak akan melarang dan menghentikan langkah kita semua,” terang Rian, lulusan dari SMAN 2 Salatiga yang mengaku warga Kalicacing.
Sementara, ada satu sekolah yaitu SMA Kristen 1 Salatiga pada pengumuman kelulusan siswa-siswinya ini melarang semua muridnya saat datang di sekolah memakai seragam abu-abu putih ini. Mereka diberikan kebebasan untuk memakai pakaian kesukaannya. Hal ini ternyata diterima semua siswanya bahkan orangtuanya.
Para pelajar yang melakukan arak-arakan ini juga sempat kena razia yang dilakukan petugas Satlantas Polres Salatiga di bundaran Lapangan Pancasila. Mereka banyak yang tidak memakai helm maupun sepeda motor protholan bahkan beberapa di antaranya berboncengan tiga orang. (ino/hes/15)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.