TMJ Akui Ada Tanah Longsor & Pilar Retak

Tiang Jembatan Tol Penggaron  ambles :

Pilar penyangga Jembatan Penggaron Tol Semarang- Ungaran longsor, kemarin. Longsornya tanah ini juga diketahui terjadi di pilar nomor empat jembatan Penggaron. Di mana, bore pile yang semula tertutup kini menjadi terlihat dengan ketinggian sekitar 320 cm namun Direktur Teknik dan Operasi PT TMJ Ari Nugroho membantah adanya pergerakan tanah di kawasan jembatan Penggaron.

(HARSEM/CUN CAHYA)

UNGARAN – PT Trans Marga Jateng (TMJ) akhirnya mengakui adanya tanah longsor yang terjadi di dekat pilar Jembatan Tol Penggaron di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Pengakuan itu disampaikan Direktur Teknik dan Operasional TMJ Ari Nugroho, saat ditemui di lokasi atau tepatnya di bawah jembatan tol tersebut, kemarin.

Ia mengungkapkan selama ini memang sudah kerap terjadi longsoran tanah. Namun, longsoran tanah itu sama sekali tidak mengganggu kekuatan pilar Jembatan Tol Penggaron.

 “Memang di sekitar sini terjadi longsoran tanah. Dan longsoran itu sendiri sudah lama,” katanya.
Ia menjelaskan pilar jembatan tol itu sangat kuat sehingga kecil kemungkinan akan terganggu hanya karena ada longsoran tanah. “Pilar jembatan tetap kuat karena dibangun dengan struktur pondasi yang sesuai dengan persyaratan para ahli,” ujarnya.

Sementara tudingan dari kalangan dewan soal adanya keretakan pilar jembatan, ia pun mengakuinya. Menurut dia memang telah terjadi keretakan pada pilar tapi keretakan itu sendiri terjadi pada November 2010.

Sejak terjadi keretakan itu, lanjut dia, pihaknya langsung memasang alat inclinometer (alat pengukur kedalaman) untuk mengetahui kekuatan kondisi pondasi dan terus melakukan pengawasan. Kemudian Februari 2011 lalu, TMJ diberi saran dari sejumlah ahli teknik yakni melakukan pembuatan drainase, pemangkasan bukit, dan perkuatan pondasi.

 “Agustus 2011, proyek yang telah disarankan  para ahli tersebut selesai dilaksanakan. Dan hasilnya, sampai sekarang kondisi pilar jembatan masih kuat,” terangnya.

Masih Layak

Ia menegaskan, dari upaya yang telah dilaksanakan itu, Jembatan Tol Penggaron sudah sangat layak dioperasionalkan sekaligus dilalui  kendaraan bermotor. “Bagi pemakai jalan dan jembatan tol, semuanya aman digunakan. Karena, selama ini kondisi fisiknya sudah sangat kuat,” tegasnya.

Soal animo pengguna Jalan Tol Semarang-Ungaran, ia mengaku, belum melakukan pengecekan lagi. Namun, kata dia, rata-rata pengguna jalan tol sebanyak 11.000 transaksi kendaraan/ hari.

”Biasanya, paling banyak digunakan pada long weekend. Sementara pada Senin sampai Jumat, biasanya agak sepi. Data itu sendiri kita dapat dari gerbang tol,” ungkapnya lagi.

Sebelumnya, Anggota Komisi D dari Fraksi PKS DPRD Jateng Hadi Santoso mengungkapkan, telah terjadi tanah longsor akibat adanya pergerakan tanah. Selain itu, terdapat pula keretakan pilar jembatan tol yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir ini.

Menurut dia retakan pada pilar kelima jembatan tersebut harus diwaspadai, terlebih lagi pelaksana proyek sudah memasang perangkat berupa kaca untuk mengetahui kondisi kekokohan konstruksi tersebut. Ia menjelaskan kaca yang dipasang pada konstruksi pilar penyangga jembatan tersebut dapat dijadikan sebagai indikator kekokohan bangunan tersebut.

 “Dari laporan masyarakat, salah satu tiang penyangga Jembatan Penggaron itu retak. Bahkan, pilar itu juga mengalami penurunan akibat longsor pada bagian bawahnya. Sementara bila kaca ikut retak, berarti retakan tidak hanya terjadi di bagian luar konstruksi,” kata Hadi.(ano/11)

Newer Post Older Post