Adu Burung Berkicau Meriahkan Bhayangkara
PASANG SANGKAR: Secara simbolis Kapolres Demak ABP Sigit Widodo memasang sangkar burung memulai lomba burung berkicau Kapoldes Cup. (HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Lomba burung berkicau Kapolres Demak Cup memeriahkan peringatan 66 tahun HUT Bhayangkara. Kapolres Demak AKBP Sigit Widodo memandang burung berkicau merupakan komoditi istimewa dan sangat menguntungkan.
“Burung berkicau merupakan komoditi yang istimewa, sangat menguntungkan. Juga memberikan energi positif bagi penikmat suara kicau burung yang alami. Jika bisa membudidayakan, akan mendapat keuntungan besar,” ucap Kapolres Demak AKBP Sigit Widodo seusai meresmikan dimulainya lomba burung berkicau di halaman Setda Pendopo Kabupaten Demak.
Mendengarkan kicauan burung juga mendengarkan suara alam, lanjut Kapolres, bila bisa menikmati suaranya akan merasakan ada dorongan positif bisa melepas kelelahan dan kejenuhan. Dalam kesempatan tersebut Kapolres sempat menghimbau para anggota untuk menembah hoby memlihara burung berkicau agar dapat menghilangkan kejenuhan dan kelelahan setelah bertugas.
Lomba burung berkicau yang diselenggarakan oleh LSM Kelompok Pelayan Sosial (KPS) cukup mengundang perhatian masyarakat. Terbukti lomba diikuti oleh 800 pemilik burung yang berdatangan dari Kalimantan Tengah, Kalbar, atau regional Jawa Tengah.
Ketua KPS Pusat, Jodi Wiyono memandang adu kicau burung merupakan tradisi sejak lima ratus silam. Apalagi Demak yang terkenal dengan Walisongo-nya tentunya tidak asing dengan burung berkicau.
“Sengaja kami tempatkan lomba ini di Demak, selain mengenalkan hobi burung berkicau, sekaligus mengenalkan peserta dari luar kota bahkan luar pulau,” katanya.
Tambahnya, satu keuntungan bila daerah berketempatan sebagai penyelenggara lomba burung berkicau, selain mengundang minat wisatawan, sekaligus warga Demak bisa mengembangkan burung berkicau yang bernilai jual tinggi. Kemungkinan dengan alih teknologi dari para komunitas pecinta burung.
Lomba burung berkicau selama satu hari ni, menyajikan 24 kelas burung. Seperti anis kembang,anis merah atau lainnya. Dan penilaian lomba burung berkicau dibagi dengan empat kreteria fighter (petarung mental), isian lagu dari kicau burung, volume, dan gaya berkicau.
“Kami sengaja datang dari Jepara, mencoba mengadu burung kondet hasil olahan saya,’ seorang peserta dari Jepara, Fatma. Dia mencoba membawa belasan burungnya untuk mengikuti sejumlah kategori lomba. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.