Warga Morodemak Kembali Segel Kantor Desa
TUNTUT MUNDUR: Warga Morodemak menyegel kantor desa mendesak Kades Ainur Rofiq untuk mundur. (HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
Demak-Suasana Desa Morodemak Kecamatan Bonang kembali memanas. Puluhan warga kembali menyegel kantor desa. Mereka kecewa, Kepala Desa (Kades) Ainur Rofiq yang pernah berjanji mengundurkan diri, batal lengser. Adapun Pemkab Demak dianggap tak memperhatikan aspirasi warga.
Sambil menyegel, warga mencaci kinerja Kades Ainur Rofiq yang dipandang buruk. Aksi ini menyusul tidak ada ketegasan pemkab menyikapi persoalan Desa Mordemak. Warga juga sudah tak mengakui lagi Ainur Rofiq sebagai kades.
“Sebelumnya warga hanya sebatas protes. Namun karena tindak lanjut jelas membuat warga kesal dan memaksa menyegel kantor desa,” terang Seksi Pemuda dan olahraga LKMD Morodemak Amilin, Jumat pagi.
Sebagaimana diberitakan, aksi protes warga terhadap kades sudah beberapa kali dilakukan mulai pertengahan April 2012. Aksi juga dilakukanhingga tingkat kecamatan hingga pendopo kabupaten. Warga merasa jenuh aspirasinya tak terjawab.
Aksi mendapat pengawalan dari aparat Polsek dan Koramil Bonang. Petugas berjaga-jaga tidak jauh dari balai desa untuk mengantisipasi kemungkinan tindakan anarkis. Beruntung hingga aksi selesai warga bertingkah tertib. Kendati tak senang dengan kondisi pemerintahan desa, tapi mereka bisa mengendalikan emosi. Sekdes Morodemak Maskani juga sempat meminta warga tenang.
“Pintu kantor desa disegel dengan dipasangi kayu menyilang. Kayu dipaku di beberapa titik hingga harus menggunakan alat bila untuk membukanya,” kata Sekdes Morodemak Maskani yang selalu meminta warga tetap tenang. Di daun pintu juga dipasang poster bernada tidak puas.
“Warga sudah jengkel, Kades Rofiq bersedia mundur tapi esoknya mencabut pernyataan mundur,” teriak Fadoli (34) warga lain.
Kades Rofiq dituduh melakukan banyak penyimpangan. Seperti realisasi bantuan untuk tiga TK yang seharusnya menerima bantuan anggaran dana anggaran dana desa (ADD) Rp 1,5 juta, tetapi hanya dibelikan kipas angin seharga Rp 80 ribu.
Lebih lagi dalam tiga tahun pemerintahannya tak ada laporan pertanggungjawaban (lpj) dari kades. Warga dari paguyuban RT, RW, LKMD dan BPD akhirnya sepakat menyampaikan mosi tidak percaya, sekaligus menuntut kades mundur dari jabatannya.
Terpisah, Kades Ainur Rofik menyampaikan dirinya sudah melaksanakan tugasnya selaku kades. Kendati ada kebijakan yang belum berpihak pada sebagian warga dia berharap diupayakan untuk musyawarah, tidak main segel kantor desa. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.