Jateng Kembangkan Hortikultura Modern
KETEMU PETANI: Suasana pertemuan antara Gubernur Bibit Waluyo dengan petani Desa Jubelan dan Desa Bumen di Kabupaten Semarang. (Foto: Harsem/dok) |
SEMARANG – Guna meningkatkan produksi hortikultura, Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengimbau para petani menjadi petani hortikultura modern. Hal itu disampaikannya, saat Temu Wicara dengan Petani Desa Jubelan dan Desa Bumen di Balai Desa Jubelan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, kemarin.
Ia mengatakan, potensi hortikultura sangat menjanjikan karena tidak sedikit produk yang menembus pasar ekspor. Seperti ke negara Singapura, Malaysia, China, Korea, Dubai, Hongkong, Taiwan, dan lainnya.
“Mengingat permintaan pasar yang semakin meningkat, para petani harus bisa meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kontinyutas produk sehingga produk yang dihasilkan bisa merajai pasar ekspor maupun lokal,” harapnya.
Ia melanjutkan, salah satu upaya yang dilakukan yakni menggerakkan petani hortikultura di Desa Jubelan dan Desa Bumen Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Dalam upaya itu, gubernur menilai, lahan yang potensial untuk ditanami hortikultura terhitung banyak tapi teknik dan cara pembudidayaannya yang kurang sempurna.
“Yang saya inginkan adalah membangun hortikultura berkualitas ekspor. Oleh karena itu, ayo para petani, bekerja, bertani, memelihara hortikultura yang jelas-jelas ada yang beli. Jangan terpaku sebagai petani tradisional tapi mulai beralih menjadi petani modern yang mengedepankan kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas produk,” katanya semangat.
Untuk meningkatkan kualitas produk, lanjut dia, petani di bawah koordinasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah akan mendapatkan pelatihan mengenai cara bertanam yang baik. Mulai dari pemilihan bibit, cara pembudidayaan, penggunaan pupuk, pengendalian hama, cara pengairan, hingga penghitungan hasil produksi. Pemilihan produk yang dibudidayakan pun benar-benar diperhitungkan, sehingga pangsa pasarnya lebih jelas.
“Sekarang ini, ekspor hortikultura sudah jalan melalui PT Bumi Sari Lestari yang berkantor di BW Agrocenter Soropadan (Kabupaten Temanggung). Tinggal volumenya yang harus terus ditingkatkan. Makanya, petani harus sudah berpikir untuk meningkatkan kualitas produk hingga memiliki standar kualitas ekspor,” tegasnya.
Ekspor Buah
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jateng Aris Budiono menjelaskan sejauh ini sudah ada 16 kelompok tani yang menjadi binaan PT Bina Sari Lestari. Tidak hanya mengekspor sayuran tapi juga buah-buahan seperti melon, pepaya, salak. Sedangkan sayuran yang diekspor, antara lain buncis dengan berbagai varietas, lobak, kentang, dan sebagainya.
“Khusus buncis, sudah diekspor 500 hingga 1.000 kilogram selama dua hari sekali melalui Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Untuk ekspor dengan kontainer, masih terus mengejar target. Dari target dua kali seminggu, sekarang baru satu kali seminggu. Namun, satu minggu sudah mengirim 15 hingga 24 ton sayuran dan buah ke Singapura. Untuk melatih petani, telah dibuka program pelatihan bernama sekolah lapang ekspor, satu-satunya di Indonesia,” kata Aris.(ano/12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.