Masjid Grogol Peninggalan Walisongo

 MUSTAKA: Mustaka Masjid Wali di Desa Grogol Karangtengah bisa menunjuk ke arah akan terjadinya peristiwa besar. (HARSEM/SUKMA WIJAYA)

Dibangun dalam Semalam, Punya Mustaka Keramat

DEMAK-Sebuah masjid di Desa Grogol Karangtengah, menurut cerita dibangun seseorang wali hanya dalam waktu semalam. Karena mustaka masjid dianggap keramat, masyarakat menjulukinya Masjid Wali dengan mustaka yang bisa berputar sendiri menunjuk arah munculnya peristiwa.
 

Sekilas masjid ini tampak biasa. Namun bila melihat ke mustaka masjid, akan muncul pertanyaan. Bangunan masjid terlihat baru kenapa mustakanya tak sekalian diganti baru.        
 

Tapi bila tahu usia mustaka tersebut akan kembali keheranan. Mustaka yang terbuat dari tanah liat tersebut telah berusia 611 tahun, atau setahun lebih tua dari Masjid Agung Demak.
 

Konon Masjid Wali dibangun dalam waktu semalam oleh Walisongo. Masyarakat setempat tak bisa menyebutkan siapa-siapa Wali tersebut, tetapi hanya dapat menceritakan mustaka keramat itu yang membuat adalah Sunan Kalijaga dari tanah liat yang dibentuk dengan kedua tangan sang Sunan.
 

Menurut tokoh agama setempat, Abdul Kamid, muasal masjid adalah ketika Walisongo berhajad mencari kayu jati besar untuk soko guru rencana pembangunan Masjid Agung Demak. Setelah berputar-putar, ketika tiba di Desa Grogol para wali akan melaksanakan sholat. Namun nelihat keasrian wilayah tersebut, terdorong untuk membuat masjid.
 

Dalam semalam masjid tersebut sudah jadi. “Bahkan mustaka tersebut dibuat langsung oleh Sunan Kalijaga,” ungkap Abdul Hamid.

Berubah Emas
Saat pembangunan masjid, seseorang bernama Syeh Abdul Jalil membantu memasak makanan bagi para wali. Muncul keanehan, alat masak berubah menjadi emas, sehingga masyarakat menjulukinya Mbah Sabda Kencana.
 

“Dalam perkembangan, Sabda Kencana terus merawat masjid tersebut hingga ke anak turunnya,” ungkap Ketua Takmir Masjid Wali, K Mahrus.
 

Dia yang masih keturunan Syeh Abdul Jalil mendapat cerita kisah Masjid Wali dari kakek-bapaknya. Masjid yang semula berukuran 7 meter persegi  ini berdiri sejak tahun 1.4000 Masehi selisih setahun berdirinya Masjid Agung Demak (1.401 M).
 

Pada tahun 1899 Masjid Wali pernah akan dibedol, digeser ke arah timur. Namun saat dilakukan upaya pemindahan, terjadi banya keanehan. Para sesepuh kemudian melalakukan istikharoh.
 

Peninggalan masjid tetap menempel seperti mustaka tetap berada di atas sokoguru, tungku (ganjal) masjid di luar pengimaman, cagak mdari kayu jati diletakan di dekat pengimaman. Serta geladak kayu dan dinding kayu disulap menjadi blandar untuk atap bangunan masjid yang baru.
 

Tanah bekas masjid sengaja dikosongkan oleh warga. Dilokasi tersebut, mantan Presiden Pertama RI Soekarno pernah bersemedi.
 

Untuk memindah mustaka masjid dilakukan sangat hati-hati. Karena mustaka berlapis sembilan berbentuk seperti akar bunga bisa menunjuk arah munculnya peristiwa besar semacam musibah, saat ini mustaka menunjuk ke arah Kota Solo. (swi/16)

Newer Post Older Post