Warga Bintang Regency Krisis Air Bersih
SUMBANG AIR: Sejumlah ibu-ibu dari Paguyuban Arisan Campur Sari
menyumbang air bersih di Perumahan Bintang Regency Kelurahan Jabungan
Kecamatan Banyumanik. (HARSEM/JBSM/HARTATIK) |
Ketua RW 6 Perumahan Bintang Regency, Marjanis (42) mengatakan, masing-masing KK diberi jatah 15 menit. Jatah tersebut untuk mencukupi kebutuhan air bersih selama dua hari.
''Pembatasan ini merupakan kesepakatan seluruh warga perumahan akibat debit air yang kecil. Kami sering mengeluhkan persoalan ini pada pihak pengembang tapi belum kunjung ada respon,'' katanya.
Padahal, lanjutnya, kebutuhan air bersih ini sangat vital. Akibatnya, pengeluaran warga tiap bulan membengkak. Semestinya pengeluaran untuk kebutuhan lainnya, terpaksa dialihkan untuk air. Mereka secara kolektif membeli air bersih dari luar perumaahan.
Satu tangki berisi 5.000 liter air bersih harganya mencapai Rp 150.000. Jumlah itu ditanggung enam keluarga (KK) dan hanya mencukupi kebutuhan air bersih selama dua hari.
Bisa dikatakan tiap bulan warga setempat harus menyisihkan pendapatan minimal Rp 300.000 untuk membeli air bersih. Pengeluaran tersebut kian bertambah jika diantara mereka memiliki anak yang masih bayi. Melihat kondisi itu, sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Paguyuban Campur Sari merasa prihatin.
Selanjutnya, mereka yang berasal dari komunitas arisan santai, kampung laut, HUT dan campur sari ini mengumpulkan donasi berupa uang. Bantuan tersebut disalurkan dalam bentuk air bersih sebanyak 20 tangki. Koordinator Paguyuban Hj Ida Nurhayati Ekowati Djazuli (77) dan Sri Mardikaningsih Suhardjo (65) menyatakan prihatin atas krisis air bersih tersebut.
''Kami terketuk untuk berbagi dan semoga bantuan air bersih ini bermanfaat bagi masyarakat setempat. Jangan sungkan untuk meminta bantuan jika memang itu sangat dibutuhkan,'' ujar Ny Djazuli, salah satu pengusaha SPBU ini.
Sementara itu, Ketua RT 3 Jajari Roshidiq (48) menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut. Meski warga setempat terbilang bukan dari kalangan ekonomi lemah, tapi tiap bulan mereka mesti menganggarkan lebih untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Adapun dari pihak pengembang perumahan memang disediakan satu tandon air bersih. Namun debit air yang mengalir dari tandon tersebut tidak memenuhi kebutuhan air bersih warga.
''Seringkali tiap malam ibu-ibu harus begadang karena antre mengambi air dari tandon tersebut,'' ungkapnya. (J9/JBSM/12)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.