33 Mata Air Kendeng Utara Terancam Mati -Jika Pabrik Semen Terealisasi

MATA AIR: Salah satu mata air di Pegunungan Kendeng Utara, di Desa Kemadohbatur, Kecamatan Tawangharjo 

GROBOGAN- LSM Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) Cabang Kabupaten Grobogan, mendesak Pemkab Grobogan agar menolak rencana pendirian pabrik semen dan penambangan yang akan dilakukan calon investor PT Vanda Prima Listri (VPL). Pasalnya, berdasarkan hasil survei speleology, hidrologi kars dan pemanfaatan sumberdaya air kawasan kars Grobogan yang dilakukan Acintacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta, Pegunungan Kendeng Utara di Kecamatan Tawangharjo dan Wirosari, masuk dalam klasifikasi kawasan kars kelas I.

“Berdasarkan Kepmen ESDM Nomor 1456/K/20/MEM/2000, kawasan kars kelas I tidak boleh ada kegiatan pertambangan. Untuk itu, Pemkab Grobogan harus menolak rencana pendirian pabrik semen di kawasan tersebut, agar di kemudian hari tidak merugikan masyarakat dan merusak lingkungan.  Karena sumber air yang ada di Pegunungan Kendeng Utara akan mati, yang imbasnya masyarakat akan kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada musim kemarau, dan banjir pada musim hujan,” kata Ketua LPPNRI Cabang Grobogan, M Taslim Hadi, Kamis (22/11).

Desakannya tersebut berdasar pada hasil survei ASC tahun 1994, 2006 dan 2008, bahwa di kawasan Kendeng Utara, ditemukan 33 mata air permanen, serta 49 mulut gua yang di dalamnya menyimpan air dengan jumlah cukup besar. Selain itu, juga ditemukan beberapa sungai bawah tanah yang mengalir sepanjang musim. Sungai-sungai tersebut muncul dari rekahan batu gamping.

“Perlu diketahui, pola pemukiman penduduk di kawasan itu tumbuh mengikuti keterdapatan mata air yang ada. Mereka memanfaatkan mata air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan pengairan sawah. Jika ditambang untuk bahan baku semen, dikhawatirkan akan hilang dan rusaknya fungsi lahan kars sebagai areal resapan dan penyimpanan air. Yang dirugikan tidak hanya masyarakat di kawasan tersebut, tetapi juga berimbas kepada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah hilir seperti Desa Godan, Tarub, Selo, Tawangharjo, dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Tawangharjo dan Wirosari,” jelas Taslim. (K11/JBSM/TAB)

Newer Post Older Post