Jalur Tuntang-Kedungjati Dihidupkan Kembali
Tundjung Inderawan menandatangani dokumen kerjasama, kemarin (HARSEM/HERU SANTOSO) |
UNGARAN-Kabar gembira bagi warga pecinta sarana transportasi massal. Jalur kereta api Kedungjati-Tuntang yang sudah lama mati, akan diaktifkan kembali.
Penandatanganan kesepakatan kerjasama reaktivasi dilakukan Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan dengan pemprov Jateng dan PT KAI di Museum KA Ambarawa, Senin (14/1) kemarin.
Penandatanganan kesepakatan kerjasama reaktivasi dilakukan Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan dengan pemprov Jateng dan PT KAI di Museum KA Ambarawa, Senin (14/1) kemarin.
Kesepakatan merupakan langkah awal membangun kembali bentang sejarah perkeretaapian nasional yang telah lama redup di Jawa Tengah ini. Jalur KA Kedungjati-Tuntang telah mati sejak tahun 1970.
Menurut Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, jalur rel ini merupakan lintas operasional atau tidak aktif sejak 1970 silam. Hidupnya kembali lintasan jalur kereta api ini akan menghidupkan kembali perekonomian khususnya di wilayah Kedungjati-Tempuran-Gogodalem-Beringin dan Tuntang bahkan hingga Ambarawa.
"Tujuan pemerintah menghidupkan kembali untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi kereta api,” jelas Tunjung.
“Selain itu, untuk mengatasi kepadatan lalu lintas serta untuk mendukung sektor pariwisata. Dari sini, diharapkan meningkatkan pertumbuhan sektor perekonomian masyarakat," imbuhnya.
Sementara, Wakil Kementrian Perhubungan, Bambang Susantono menambahkan, reaktivasi jalur Tuntang-Kedungjati menelan memakan biaya Rp 600 miliar. Jumlah itu untuk mereaktivasi rel sepanjang 30 km. Mulai melakukan penggantian rel baru hingga pembangunan jembatan yang rusak.
Jalur Lain
Tidak hanya jalur Tuntang-Kedungjati, namun masih ada dua jalur lain yang akan dihidupkan dan telah masuk dalam rencana induk perkeretaapian nasional (RIPnas). Selain reaktivasi, akan dilakukan revitalisasi sejumlah jalur kereta.
Sebagai contoh, jalur Jakarta-Surabaya sepanjang lebih kurang 727 KM. Langkah lain adalah renasains, dengan melakukan pembaharuan dari sisi transportasi.
Dari langkah ini banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Kecelakaan kendaraan bermotor akan berkurang.
"Ada tiga program yang kami garap, yaitu reaktivasi, revitalisasi, maupun renasains. Khusus jalur Kedungjati-Tuntang akan menelan dana Rp 600 miliar. Sekarang sudah dalam proses desain dan ke depan dapat untuk wisata," kata Bambang Susantono.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo berharap masyarakat mendukung. Pasalnya, jika jalur ini resmi dibuka akan menjadi wisata alternatif yaitu 'wisata ndeso'. Langkah ini merupakan salah satu upaya mendukung Visit Jateng 2013. (hes/nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.