Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Kerajinan Sulam Pita Berdayakan Ibu-ibu

 Anna memperlihatkan produk tas sulam pita. HARSEM/LISSA FEBRINA
 
BANGETAYU WETAN-Jangan pernah remehkan hobi yang Anda miliki. Siapa tahu berawal dari hobi tersebut justru mampu menambah pundi-pundi penghasilan keluarga.

     Seperti yang dilakukan Anna, warga Kelurahan Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk yang sudah sekitar tujuh tahun  menggeluti usaha di bidang kerajinan tangan. Yakni, sulam pita dan payet.

     Anna mengaku, tidak pernah mengeyam pendidikan khusus membuat sulaman maupun payet. Berawal dari hobinya yang memang tertarik pada kerajinan tangan membuatnya berkreasi dengan sulam pita dan payet sebagai pernik penghias aksesoris wanita.

     “Saya belajar sendiri secara otodidak. Mulanya saya membuat barang-barang yang dihiasi payet. Tetapi sekarang ini mengembangkan kreasi dengan sulam pita,” ungkapnya.

      Dikatakan, banyak aksesoris wanita yang dapat dikreasikan dengan menggunakan payet maupun sulaman. Misalnya saja, jilbab, kerudung, mukena, tas, dan sajadah.

     Dalam mengembangkan usaha, Anna juga memberdayakan warga sekitar untuk membuat sulam pita. Terutama bagi ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu penghasilan suami. Tak pelit berbagi ilmu, Anna pun berbagi dengan mengadakan pelatihan sulam pita di rumahnya.

     “Saya mengajak ibu-ibu yang ada disini untuk membuat sulam pita, responnya cukup positif,  banyak dari mereka yang mengikuti pelatihan,” katanya.

     Anna mengatakan, para ibu tersebut diperbolehkan mengerjakan sulam pita di rumah. Sehingga tidak mengganggu tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Dalam sehari, mereka bisa menyelesaikan empat sampai lima tas.

     “Mereka boleh mengerjakan di rumah, mungkin bisa dikerjakan setelah selesai melakukan pekerjaan rumah tangga. Kalau upah kita berikan Rp 5-10 ribu tiap satu pekerjaan tergantung dari kerumitan desain,” lanjutnya.

     Mengenai pemasaran, Anna mengaku lebih menggunakan sistem getok tular, yang dinilai lebih efektif. Selain itu juga selalu mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh pemkot maupun kelurahan.
     ”Biasanya kalau ada keluarga atau teman dekat yang akan pergi ke luar kota, saya selalu titip barang. Alhamdulillah banyak yang suka, sekarang malah sudah ada pesanan dari bali, Jakarta dan Pekanbaru,” jelasnya.

Terkait harga yang ditawarkan pun bervariasi. Mulai dari  Rp 40 ribu untuk produk tas, dan Rp 35 ribuan untuk kerudung. “Disesuaikan dengan motifnya, kalau makin rumit tentu harganya agak lebih mahal,” ungkap perempuan yang juga menjadi binaan dari Dinas Koperasi Kota Semarang.

     Untuk mengembangkan usahanya, Anna mengaku masih kesulitan dalam mendapatkan modal. “Masih terkendala modal, sehingga saat ini masih mengerjakan berdasarkan pesanan. Tetapi juga tetap menyediakan stok,” ujar Anna. (wam/njs)




Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous