Nicholas Saputra Sempat Belajar di SLB
AKTOR Nicholas Saputra kembali menunjukkan kemampuan aktingnya. Dalam film garapan sutradara Mouly Surya berjudul Tidak Bicara Cinta ini, Nicholas berperan sebagai Edo, seorang pemuda tuna rungu. Untuk mendalami karakter, ia bersama beberapa pemeran lain melakukan observasi di Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Karena tuna rungu, banyak eksplorasi di sekolah tuna rungu, belajar bahasa isyarat, mendalami lebih mendalam, itu yang perlu dilakukan. Pemahaman gak bisa mendengar itu seperti apa dan gak bisa bersuara," ujarnya saat ditemui di Lio Gallery, Kemang, Jakarta Selatan.
Selama kurang lebih satu bulan, lelaki berdarah Jawa-Jerman itu mencoba berinteraksi dengan siswa-siswa SLB. Menurutnya, anak-anak SLB ini sama seperti yang lain, bedanya mereka tidak dapat melihat dan mendengar.
"Saya interaksi, nongkrongin di sekolah mereka, 6-7 kali ksana. Ikut kelas sekitar 1-2 jam. Observasinya sampai yang mereka keluar suara enggak kalau ketawa. Ternyata mereka sama kayak kita, cuma gak bisa mendengar dan melihat. Mereka melakukan hal yang sama, tapi ada keterbatasan tertentu, tapi tetap bisa berkomunikasi," pungkas lelaki 28 tahun itu.
Film itu akan menjadi film Indonesia pertama yang ikut serta dalam Sundance Film Festival. Nico pun akan terbang ke Amerika menghadiri red carpet dan gala premier di Utah, Amerika Serikat.
"Seneng banget, gue kalau nonton film pas awal-awalnya ada tulisan film pilihan Sundance, pasti bagus. Saya seneng banget terlibat di film ini," tandasnya. (vl/yul)
"Karena tuna rungu, banyak eksplorasi di sekolah tuna rungu, belajar bahasa isyarat, mendalami lebih mendalam, itu yang perlu dilakukan. Pemahaman gak bisa mendengar itu seperti apa dan gak bisa bersuara," ujarnya saat ditemui di Lio Gallery, Kemang, Jakarta Selatan.
Selama kurang lebih satu bulan, lelaki berdarah Jawa-Jerman itu mencoba berinteraksi dengan siswa-siswa SLB. Menurutnya, anak-anak SLB ini sama seperti yang lain, bedanya mereka tidak dapat melihat dan mendengar.
"Saya interaksi, nongkrongin di sekolah mereka, 6-7 kali ksana. Ikut kelas sekitar 1-2 jam. Observasinya sampai yang mereka keluar suara enggak kalau ketawa. Ternyata mereka sama kayak kita, cuma gak bisa mendengar dan melihat. Mereka melakukan hal yang sama, tapi ada keterbatasan tertentu, tapi tetap bisa berkomunikasi," pungkas lelaki 28 tahun itu.
Film itu akan menjadi film Indonesia pertama yang ikut serta dalam Sundance Film Festival. Nico pun akan terbang ke Amerika menghadiri red carpet dan gala premier di Utah, Amerika Serikat.
"Seneng banget, gue kalau nonton film pas awal-awalnya ada tulisan film pilihan Sundance, pasti bagus. Saya seneng banget terlibat di film ini," tandasnya. (vl/yul)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.