Pementasan Wayang di Kelurahan Plombokan

Lestarikan  Budaya Wayang, Dengan Modal dan Alat Sendiri

PLOMBOKAN-Berawal dari kegemarannya bermain alat musik tradisional Jawa yakni gamelan dan memainkan wayang kulit membuat Sutarto warga Kelurahan Plombokan Kecamatan Semarang Utara akan membentuk paguyuban pemerhati budaya wayang, khususnya wayang dan gamelan.

Pementasan wayang kulit yang dilakukan oleh Sutarto, warga RT 01 RW 04 Kelurahan Plombokan belum lama ini, sebagai awal dibentuknya paguyuban pemerhati wayang. Bertempat di depan rumahnya, Sutarto bersama dua dalang lainnya,  Mardi dan Slamet Widodo mementaskan wayang kulit  dengan lakon  Pandhawa Timbul.

Antusias warga setempat begitu besar dalam pementasan tersebut, Sutarto memiliki misi untuk melestarikan budaya Jawa, khususnya wayang dan gamelan.

“Karena di Semarang Utara belum ada paguyuban yang mencintai atau seperti pemerhati kesenian tradisonal wayang dan gamelan. Maka dari itu, saya akan membentuknya, menghimpun orang-orang yang mencintai wayang,” ungkapnya.

Sutarto mengaku, peralatan gamelan yang digunakan merupakan peralatan pribadinya yang dia kumpulkan selama lima tahun. Mulai dari gamelan, bonang, gong hingga gendang. Dengan peralatan tersebut, diharapkan menjadi ajang dan sarana bagi siapa saja yang mau belajar alat musik tradisional jawa.

“Unesco saja mengakui wayang sebagai kebudayaan Indonesia, kenapa kita orang Indonesia tidak suka? Saya pun mengajak warga setempat untuk menguri-uri kebudayaan khususnya wayang,” lanjutnya.

Sementara itu, Lurah Plombokan,Indrijati mengatakan, pementasan wayang ini merupakan sebuah langkah untuk menguri-uri kebudayaan Jawa. Dengan pementasan ini memperkenalkan wayang kepada masyarakat khususnya anak-anak.

“Sehingga budaya ini tidak dilupakan oleh generasi penerusnya. Nantinya juga bisa dikembangkan pelatihan-pelatihan wayang maupun gamelan yang diikuti oleh ibu-ibu maupun anak-anak,” katanya. (wam/hst)

Newer Post Older Post