Digelar, Pusat Jajanan Ramadan Kaliwangi
Deretan stan dagangan di pinggiran sungai wilayah Kelurahan Pegulon yang kini bersih dan harum dari aroma masakan. Ar10/HARSEM |
KENDAL- Berawal dari kesulitan mendapatkan stan dagangan di Pekan Seni Pameran Pembangunan (PSPP) yang digelar oleh Pemkab setiap tahunnya, warga Kelurahan Pegulon Kecamatan Kota Kendal menyulap pinggiran sungai yang melintas di sepanjang kampung menjadi sebuah wahana wiraswasta baru di bulan Ramadan ini.
Warga Pegulon yang mulai Rabu (10/7) membuka tempat wahana berjualan dengan nama “Pusat Jajanan Ramadan Kaliwangi” mengambil konsep festival makanan rakyat, mereka menyulap daerah sungai Pegulon yang semula kumuh dan bau menjadi sungai yang bersih dan nyaman dengan aroma masakan, itulah mengapa dinamakan Kaliwangi yang artinya sungai yang harum.
Nuansa sungai yang bersih tanpa sampah, ditambah deretan penjual makanan menjajakan berbagai penganan seperti bubur candil, kolak, es buah, rujak ulek yang mengeluarkan aroma manis asam pedas, pecel kembang turi khas Kendal, kerupuk usek Cepiring, dan aneka penganan menarik lainnya, membuat kenangan tersendiri .
Salah satu penggagas pusat jajanan Ramadan ini, Agus Musthofa (50) mengungkapkan, banyak manfaat yang terpetik dari kegiatan ini, diantaranya adalah mempererat kerukunan warga sekaligus menanamkan jiwa wirausaha mandiri. “Kedepan saya berharap tempat ini bisa menjadi khasanah wisata kuliner bernuansa religius pertama di Kabupaten Kendal yang murni berdiri atas inisiatif masyarakat,” papar pria pemilik percetakan Cemerlang ini.
Sementara Aktivis PNPM Kendal, Nunuk Zarra Zaenubia mengaku senang dengan adanya pusat jajanan ini , menurutnya selain kreatif dan inovatif, warga Pegulon terbukti mampu menciptakan sebuah terobosan baru di bidang wirausaha yang kelak akan berkembang menjadi sebuah spot wisata berbasis makanan rakyat. “Kembangkan terus, karena prospeknya akan bagus dari segi ekonomi kreatif dan pariwisata” tuturnya.
Pemerintah Abai
Pendapat berbeda datang dari Yossi Marantika , pengamat pariwisata dari LSM Forum Kompak Cepiring, menurutnya, pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Dinas Pengairan abai terhadap keberadaan objek wisata Kaliwangi. “Warga setengah mati membangun tempat ini dengan biaya swadaya,membersihkan sungai hingga tak ada sampah sedikitpun, dari segi kesehatan mungkin sungai Kaliwangi ini lebih bagus dari sungai lain di Kendal,” ujar Yossi. Bahkan tratak untuk lapak mereka beli patungan , namun Pemda Kendal malah abai, terbukti dengan adanya senderan sungai Kaliwangi persis di depan lokasi pusat jajanan ambrol sepanjang 20 meter dibiarkan saja, tegas dia. (Ar10/ts/hst)
Warga Pegulon yang mulai Rabu (10/7) membuka tempat wahana berjualan dengan nama “Pusat Jajanan Ramadan Kaliwangi” mengambil konsep festival makanan rakyat, mereka menyulap daerah sungai Pegulon yang semula kumuh dan bau menjadi sungai yang bersih dan nyaman dengan aroma masakan, itulah mengapa dinamakan Kaliwangi yang artinya sungai yang harum.
Nuansa sungai yang bersih tanpa sampah, ditambah deretan penjual makanan menjajakan berbagai penganan seperti bubur candil, kolak, es buah, rujak ulek yang mengeluarkan aroma manis asam pedas, pecel kembang turi khas Kendal, kerupuk usek Cepiring, dan aneka penganan menarik lainnya, membuat kenangan tersendiri .
Salah satu penggagas pusat jajanan Ramadan ini, Agus Musthofa (50) mengungkapkan, banyak manfaat yang terpetik dari kegiatan ini, diantaranya adalah mempererat kerukunan warga sekaligus menanamkan jiwa wirausaha mandiri. “Kedepan saya berharap tempat ini bisa menjadi khasanah wisata kuliner bernuansa religius pertama di Kabupaten Kendal yang murni berdiri atas inisiatif masyarakat,” papar pria pemilik percetakan Cemerlang ini.
Sementara Aktivis PNPM Kendal, Nunuk Zarra Zaenubia mengaku senang dengan adanya pusat jajanan ini , menurutnya selain kreatif dan inovatif, warga Pegulon terbukti mampu menciptakan sebuah terobosan baru di bidang wirausaha yang kelak akan berkembang menjadi sebuah spot wisata berbasis makanan rakyat. “Kembangkan terus, karena prospeknya akan bagus dari segi ekonomi kreatif dan pariwisata” tuturnya.
Pemerintah Abai
Pendapat berbeda datang dari Yossi Marantika , pengamat pariwisata dari LSM Forum Kompak Cepiring, menurutnya, pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Dinas Pengairan abai terhadap keberadaan objek wisata Kaliwangi. “Warga setengah mati membangun tempat ini dengan biaya swadaya,membersihkan sungai hingga tak ada sampah sedikitpun, dari segi kesehatan mungkin sungai Kaliwangi ini lebih bagus dari sungai lain di Kendal,” ujar Yossi. Bahkan tratak untuk lapak mereka beli patungan , namun Pemda Kendal malah abai, terbukti dengan adanya senderan sungai Kaliwangi persis di depan lokasi pusat jajanan ambrol sepanjang 20 meter dibiarkan saja, tegas dia. (Ar10/ts/hst)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.