Debt Collector Tewas Dibantai --Dihujani Bacokan di Depan Ibunya
Seorang Debt Collector (DC) bernama Sudarmanto (29), tewas mengenaskan akibat disabet menggunakan senjata tajam. Pelakunya diperkirakan berjumlah 20 orang tak dikenal. Selain membawa senjata tajam, di antara pelaku bahkan diduga juga membawa pistol.
Peristiwa tragis itu terjadi di depan rumah korban di Genuksari RT 03/RW 06 Semarang, Kamis (05/9) dinihari. Korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya akibat dibacok, tusuk, dan hantaman benda tumpul. Bahkan di bagian punggung korban robek tembus jantung dan paru-paru akibat senjanta tajam jenis parang.
Pembunuhan sadis itu terjadi sekitar pukul 01.15. Saat itu, korban bersama kakaknya, Muhamad Arif Muhklisin (32), sedang asyik ngobrol soal pekerjaan di depan rumahnya. Keduanya memang sama-sama bekerja sebagai debt collector di perusahaan finance di Semarang.
"Tiba-tiba kami didatangi gerombolan pria tak dikenal berjumlah sekitar 20 orang. Mereka datang menggunakan 6 motor dan satu mobil Panther," ungkap Arif saat ditemui wartawan di depan kamar mayat RSUP Dr Kariadi, Kamis (5/9).
Dua puluhan orang tak dikenal tersebut langsung menggeruduk. Rata-rata para pelaku menenteng senjata tajam berbagai jenis di tangannya. "Dari 20 orang itu, 8 di antaranya langsung menyerang Sudarmanto tanpa banyak bicara," ujar Arif.
Akibat serangan mendadak itu, korban bersama kakaknya kepanikan dan tidak bisa berbuat apa-apa. "Beberapa pelaku langsung menyerang korban membabi buta menggunakan senjata tajam. Di antaranya yang lain memukul dengan menggunakan tangan kosong, balok kayu, dan paving," katanya.
Tidak hanya itu, beberapa pelaku menghujamkan senjata tajam ke tubuh korban. "Saya saksi mata, karena saat kejadian berada di situ. Namun saya tidak bisa berbuat apa-apa," ungkap Arif.
Korban sempat berusaha melepaskan diri dari kepungan para pelaku dengan cara lari ke belakang rumah. Namun para pelaku semakin beringas mengejarnya sebelum akhirnya korban terkapar dalam kondisi bersimbah darah.
Aksi penggeroyokan itu sempat dilerai oleh ibu korban Sulastri (60). Namun para pelaku tak perduli dan justru semakin beringas membabat, menusuk tubuh korban bertubi-tubi. Sulastri yang menyaksikan anaknya dibantai sempat berteriak histeris. Namun hal itu tak membuat para pelaku menghentikan aksi brutalnya.
Bahkan Sulastri yang berusaha menolong anaknya, tersungkur akibat didorong pelaku. Selain itu, para pelaku juga menghajar anggota keluarga korban Tris Purnomo (39) yang saat itu berusaha melerai. Tris yang juga kakak kandung korban ini mengalami luka bacok di bagian kaki akibat disabet golok.
Insiden berdarah ini membuat warga sekitar lokasi kejadian kalang kabut. Keheningan malam pecah sebelum akhirnya para warga berkerumun di sekitar rumah korban. Saat warga hendak melerai, salah seorang pelaku sempat mengeluarkan sepucuk pistol. "Dia mengancam akan menembak jika turut campur," terang salah satu warga, Tiko (52), yang melihat kejadian tersebut.
Menurut Tikno, aksi pembantaian itu disaksikan oleh puluhan warga. "Kejadiannya berlangsung sekitar 30 menit," imbuhnya Tikno.
Para warga ketakutan karena para pelaku membawa senjata tajam berbagai jenis. Tak lama kemudian setelah berhasil membuat Sudarmanto tak berdaya, para pelaku akhirnya meninggalkan lokasi kejadian disaksikan puluhan warga.
Sejumlah warga akhirnya berusaha melakukan pertolongan dengan membawa korban ke Rumah Sakit Sultan Agung. Akan tetapi Sudarmanto mengembuskan nafas terakhir di perjalanan. Akhirnya jenazah diteruskan ke kamar mayat RSUP Dr Kariadi Semarang.
Dokter Forensik dan Medicolegal RSUP Dr Kariadi Semarang, Gatot Suharto mengatakan, hasil visum menunjukkan, Sudarmanto meninggal akibat mengalami berbagai luka, hantaman benda keras, bacok, dan tusukan senjata tajam di sekujur tubuhnya.
"Luka paling parah berupa tusukan di bagian punggung. Luka tersebut menembus paru-paru dan jantung," kata Gatot. (abm/rif)
Peristiwa tragis itu terjadi di depan rumah korban di Genuksari RT 03/RW 06 Semarang, Kamis (05/9) dinihari. Korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya akibat dibacok, tusuk, dan hantaman benda tumpul. Bahkan di bagian punggung korban robek tembus jantung dan paru-paru akibat senjanta tajam jenis parang.
Pembunuhan sadis itu terjadi sekitar pukul 01.15. Saat itu, korban bersama kakaknya, Muhamad Arif Muhklisin (32), sedang asyik ngobrol soal pekerjaan di depan rumahnya. Keduanya memang sama-sama bekerja sebagai debt collector di perusahaan finance di Semarang.
"Tiba-tiba kami didatangi gerombolan pria tak dikenal berjumlah sekitar 20 orang. Mereka datang menggunakan 6 motor dan satu mobil Panther," ungkap Arif saat ditemui wartawan di depan kamar mayat RSUP Dr Kariadi, Kamis (5/9).
Dua puluhan orang tak dikenal tersebut langsung menggeruduk. Rata-rata para pelaku menenteng senjata tajam berbagai jenis di tangannya. "Dari 20 orang itu, 8 di antaranya langsung menyerang Sudarmanto tanpa banyak bicara," ujar Arif.
Akibat serangan mendadak itu, korban bersama kakaknya kepanikan dan tidak bisa berbuat apa-apa. "Beberapa pelaku langsung menyerang korban membabi buta menggunakan senjata tajam. Di antaranya yang lain memukul dengan menggunakan tangan kosong, balok kayu, dan paving," katanya.
Tidak hanya itu, beberapa pelaku menghujamkan senjata tajam ke tubuh korban. "Saya saksi mata, karena saat kejadian berada di situ. Namun saya tidak bisa berbuat apa-apa," ungkap Arif.
Korban sempat berusaha melepaskan diri dari kepungan para pelaku dengan cara lari ke belakang rumah. Namun para pelaku semakin beringas mengejarnya sebelum akhirnya korban terkapar dalam kondisi bersimbah darah.
Aksi penggeroyokan itu sempat dilerai oleh ibu korban Sulastri (60). Namun para pelaku tak perduli dan justru semakin beringas membabat, menusuk tubuh korban bertubi-tubi. Sulastri yang menyaksikan anaknya dibantai sempat berteriak histeris. Namun hal itu tak membuat para pelaku menghentikan aksi brutalnya.
Bahkan Sulastri yang berusaha menolong anaknya, tersungkur akibat didorong pelaku. Selain itu, para pelaku juga menghajar anggota keluarga korban Tris Purnomo (39) yang saat itu berusaha melerai. Tris yang juga kakak kandung korban ini mengalami luka bacok di bagian kaki akibat disabet golok.
Insiden berdarah ini membuat warga sekitar lokasi kejadian kalang kabut. Keheningan malam pecah sebelum akhirnya para warga berkerumun di sekitar rumah korban. Saat warga hendak melerai, salah seorang pelaku sempat mengeluarkan sepucuk pistol. "Dia mengancam akan menembak jika turut campur," terang salah satu warga, Tiko (52), yang melihat kejadian tersebut.
Menurut Tikno, aksi pembantaian itu disaksikan oleh puluhan warga. "Kejadiannya berlangsung sekitar 30 menit," imbuhnya Tikno.
Para warga ketakutan karena para pelaku membawa senjata tajam berbagai jenis. Tak lama kemudian setelah berhasil membuat Sudarmanto tak berdaya, para pelaku akhirnya meninggalkan lokasi kejadian disaksikan puluhan warga.
Sejumlah warga akhirnya berusaha melakukan pertolongan dengan membawa korban ke Rumah Sakit Sultan Agung. Akan tetapi Sudarmanto mengembuskan nafas terakhir di perjalanan. Akhirnya jenazah diteruskan ke kamar mayat RSUP Dr Kariadi Semarang.
Dokter Forensik dan Medicolegal RSUP Dr Kariadi Semarang, Gatot Suharto mengatakan, hasil visum menunjukkan, Sudarmanto meninggal akibat mengalami berbagai luka, hantaman benda keras, bacok, dan tusukan senjata tajam di sekujur tubuhnya.
"Luka paling parah berupa tusukan di bagian punggung. Luka tersebut menembus paru-paru dan jantung," kata Gatot. (abm/rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.