Diusulkan Naik, Harga Patokan FLPP
SM/Muhammad Syukron Karyawan BTN Syariah Semarang (kanan) memberi penjelasan kepada salah seorang pengunjung BLU-PPP Expo 2013 di Java Supermall, Minggu (1/9) |
SEMARANG-Letak perumahan murah yang kini sudah bergeser ke pinggiran kota bahkan di pelosok daerah dengan kualitas bangunan yang kurang memadai, membuat masyarakat prihatin. Melambungnya harga material bangunan serta semakin mahalnya tanah beserta perizinan lokasi termasuk pemecahan sertifikat, ditengarai menjadi penyebab.
''Kami sebetulnya sangat membutuhkan rumah yang memadai sehingga layak untuk ditinggali hingga puluhan tahun mendatang. Meski harga murah, tapi para pengembang seharusnya tetap mengutamakan kualitas bangunan,'' kata Ahmad Ridwan, yang ditemui saat mengunjungi stand BTN Syariah di BLU-PPP Expo 2013 di Java Supermall lantai 3, Minggu (1/9).
Budi Wijaya, salah seorang pengunjung lain mengusulkan, daripada pengembang beralasan harga material bangunan dan tanah mahal, lebih baik pemerintah melalui Kementerian Perumahan Rakyat menaikkan harga patokan rumah subsidi atau rumah dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
''Kenaikannya paling tidak ya setara 20% kenaikan bahan baku rumah yakni Rp 105-106 juta dari harga patokan saat ini Rp 88 juta. Jadi, kondisi rumah murah bisa lebih layak dan bergeser agak ke kota atau tidak lagi di daerah pelosok. Kasihan wong cilik,'' tuturnya.
Berdasar pantauan Minggu (1/9), pameran rumah murah yang diadakan BLU-PPP Kemenpera bersama BTN, dipadati pengunjung. Mereka rata-rata mengunjungi stand Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah sehingga para petugas bank pelat merah itu tampak kewalahan melayani pengunjung yang membeludak.
Yang menarik yakni BTN Syariah langsung mewawancarai pengunjung yang sudah deal dengan pengembang peserta BLU-PPP Expo, yang jumlahnya sudah melebihi 200 pengunjung. Tak hanya itu, mereka langsung diberi surat persetujuan prinsip mendapat fasilitas KPR FLPP dan hadiah menarik.
Selain menawarkan KPR FLPP dengan jangka waktu 20 tahun dan plafon pembiayaan maksimal Rp 79,2 juta, BTN Syariah menggratiskan premi asuransi jiwa dan asuransi kebakaran, biaya appraisal, dan biaya provisi.
Branch Manager BTN Syariah Semarang, Indro Setiadji mengatakan, pihaknya berupaya memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada para pengunjung pameran. Kemudahan proses KPR FLPP harus didapat masyarakat berpenghasilan rendah. ''Di luar pameran, kami berkomitmen memproses KPR FLPP maksimal 5 hari kerja untuk seluruh berkas yang sudah lengkap,'' tutur Indro yang juga Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia Wilayah Semarang.
Tak heran bila hingga kini, portofolio pembiayaan KPR FLPP BTN Syariah seimbang dengan KPR komersial. Pencapain ini jauh di atas bank-bank syariah lainnya. ''Menurut kami, wong cilik harus diperhatikan bahkan diutamakan untuk dapat memiliki rumah yang murah,'' ungkapnya. (SMNetwork-H84/yul)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.