Peringati Hari Pahlawan dengan Cara Unik
Sejumlah anggota Komunitas Magelang Klasik khidmat mengikuti upacara bendera dengan cara unik dalam rangka Hari Pahlawan 10 November. |
Mereka berbaris rapi sambil menghadap tiang bendera. Di antara mereka berjajar rapi aneka jenis sepeda onthel, motor klasik, dan mobil antik. Nampak juga sejumlah orang tua yang mereka semua mengenakan pakaian adat khas Jawa, seperti sorban, blangkon, dan sepatu slopnya.
Bukan dalam rangka pameran atau menghadiri hajatan, mereka para anggota Komunitas Magelang Klasik itu tengah mengikuti upacara bendera dalam rangka memeringati Hari Pahlawan 10 November. Dengan khidmat, mereka mengikuti upacara yang terbilang unik ini.
Seperti upacara umumnya, upacara ini juga menyertakan pemimpin dan inspektur upacara. Uniknya, saat pemimpin upacara hendak masuk ke tengah lapangan, ia tidak berjalan dengan langkah tegap, melainkan naik sepeda onthel merek Dragon buatan tahun 1916.
Tidak ketinggalan, mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan diikuti Mengheningkan Cipta. Meski lebih singkat dan sederhana, para peserta upacara tetap khidmat mengikuti dari awal sampai akhir.
Ketua panitia, Timotius Yogya Setyawan mengatakan, upacara ala komunitas klasik ini salah satu upaya mencintai bangsa dan negara Indonesia. Juga sebagai bentuk penghormatan pada jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan.
Ini kegiatan yang baru pertama kali kita adakan. Harapannya, akan menjadi agenda rutin setiap tahun, mungkin dengan tempat berbeda, ujarnya usai mengikuti upacara.
Adapun beberapa komunitas yang terlibat dalam upacara ini antara lain komunitas pecinta sepeda tua Velocipedee Old Classic (VOC). Lalu Magelang Independent Fiat Community (Magnifico), Magelang Car Club (MCC), Magelang Motor Club (MMC), dan Magelang Volk Wagon (MVW).
Tidak lupa juga Komunitas Kota Toea Magelang yang sangat peduli pada keberadaan bangunan tua di Kota Magelang. Bagi kami, momentum Hari Pahlawan ini sekaligus ajang persatuan dari para komunitas antik yang jumlahnya cukup banyak, katanya.
Tidak hanya upacara, kata Yogya, pihaknya juga melakukan kirab keliling Kota Sejuta Bunga. Kirab dilakukan selepas upacara yang melalui ruas Jl Veteran, Jl Pemuda, Jl Tidar, Jl Tentara Pelajar, dan kembali ke Gedung Bakorwil.
Dengan kirab, kami ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa kota ini juga memiliki sejarah panjang dalam perjuangan bangsa, tandasnya. Daryono (65), salah satu peserta upacara mengaku senang dan bangga atas ide para anak muda ini. Menurutnya, upaya mereka patut diapresiasi karena mereka tidak melupakan sejarah, terutama terhadap jasa-jasa para pahlawan.
Upacaranya sederhana, tapi mengandung banyak arti dan positif dalam mengisi dan meneruskan perjuangan para pahlawan, kata bapak yang mengaku pernah ikut berjuang pada masa penjajahan di daerah Grabag itu. (Asef F Amani/SMNetwork/njs)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.