‘Press Tour’ ke Surabaya dan Malang (upper) Banyak Belajar dari Suara Surabaya FM
Rombongan Salatiga saat diterima di Pemkot Malang, usai acara foto bersama dengan Kabag Humas Pemkot Malang. |
Pemkot dan wartawan di Salatiga, Kamis–Sabtu (7-9/11) ke Surabaya
dan Malang Jawa Timur, banyak hal yang bisa didapat. Berikut laporan wartawan Harsem di Salatiga Heru Santoso,yang mengikuti acara tersebut.
DIDAMPINGI langsung Wakil Walikota Salatiga H Muh Haris SS MSi, rombongan press tour dari Salatiga yang dipimpin langsung kabag humas Adi Setiarso, pertama kali melakukan kunjungan ke Museum TNI Angkatan Laut di Surabaya. Di museum ini, rombongan mendapat penjelasan tentang keberadaan dan isi museum, bahkan diterangkan pula terkait meriam terbesar di Indonesia yang pernah dimiliki TNI AL.
Perjalanan selanjutnya mengunjungi Radio Suara Surabaya (SS) FM,
yang studio dan kantornya berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Dari sini banyak hal yang bisa didapat demi perkembangan Radio Suara Salatiga (SS) FM.
“Radio Suara Surabaya (SS) FM yang berdiri sejak 1983 ini, sekarang ini banyak dicari dan dibutuhkan oleh semua kalangan. Dari pengangguran, tukang becak, maupun kepolisian, bahkan perguruan tinggi. Sempat akan dibredel oleh pemerintahan zaman Menteri Penerangan Harmoko. Namun, dengan kegigihan kami akhirnya justru menjadi radio yang selalu dicari dan dibutuhkan informasinya,” terang Doddy, owner Radio
SS FM dalam penjelasannya kepada kami, rombongan dari Salatiga.
Doddy menambahkan, media radio ini
Harus punya fungsi sebagai pemimpin. Artinya, pemimpin itu harus sanggup mencerdaskan masyarakat dan menyejahterakan masyarakatnya. Jika tidak dapat melakukan dua hal itu, maka
media itu tidak akan ada kontribusinya. Cepat atau lambat, akan dijauhipendengarnya.
“Untuk itu, beberapa tahun belakangan ini segmennya mulai terlihat yaitu menengah ke atas. Bahkan, dalam tiap jam ada isian musik dua lagu. Hal ini karena radio ini lebih konsentrasi pada ‘news’. Dan sejak tahun 1994, mulai menunjukkan pada masyarakat Surabaya bahwa radio ini merupakan media alternatif. Informasi yang kita sajikan tak akan dijauhi masyarakat karena selalu valid dan news,” kata Doddy.
Radio Suara Surabaya FM ini merupakan grup yang bernama SS
Media, terdiri Radio Suara Surabaya FM, Radio She FM (khusus wanita),
Surabaya City Guide FM (khusus informasi lalu lintas), SS.Net (berita aktual secara online) dan M Radio FM, khusus segmen laki-laki. Dari semuanya itu, jumlah karyawannya mencapai 100 orang.
Sementara, Kabag Humas Pemkot Salatiga Adi Setiarso mengaku
bangga dengan perkembangan Radio Suara Surabaya FM ini, karena dibandingkan
dengan radio Suara Salatiga FM, sangat jauh. Hal ini, baik dari segi informasi, manajemen, maupun jangkauan pemirsanya. Yang paling beda adalah, di Radio Suara Surabaya FM sudah tak ada lagi musik dangdut dan ini benar-benar dijauhi.
Terkait dengan informasi actual,
jauh berbeda. Jika di Suara Surabaya FM telah tersebar puluhan
reporter namun untuk Suara Salatiga FM hal ini belum dilakukan secara
maksimal. “Radio Suara Salatiga FM masih mengandalkan berita-berita yang dibaca dari koran-koran harian yang ada di Salatiga. Sedang di Suara Surabaya FM, hal ini sudah ditinggalkan sejak beberapa tahun lal. Berita yang disajikan merupakan liputan langsung dari para reporternya,” terang Adi Setiarso.
Selanjutnya, rombongan Salatiga ini melakukan kunjungan kerja ke
Pemkot Malang. Rombongan diterima langsung oleh Wakil Walikota Malang
Drs Sutiaji, didampingi Kabag Humas Zoelkifli dan puluhan wartawan cetak dan elektronik se-Kota Malang.
“Meski sama-sama merupakan pemerintahan kota, namun
banyak perbedaannya dengan Salatiga. Kota Malang yang mengusung Tri Bina Citra dengan sebutannya Kota Pendidikan, Kota Industri, dan Kota
Pariwisata, ketiganya ini merupakan prioritas pembangunannya. Sedangkan
Salatiga dengan Kota Pendidikan, Kota Olahraga, dan Kota Wisata, namun belum seperti yang diharapkan. Pasalnya, Kota Salatiga sangat minim dengan tempat wisatanya,” terang Wawali Salatiga Muh Haris, dalam perkenalan singkatnya di hadapan Wawali Malang.
Namun, Wawali Salatiga ini juga mengakui jika media itu merupakan salah satu pilar demokrasi dan alat dalam penajaman visi misi Kota Salatiga. Ternyata, di Kota Malang pun demikian. Hal ini, tentunya hubungan kemitraan selalu dijaga antara Pemkot Salatiga dengan wartawan.
“Tak semua informasi itu harus menjadi berita, namun semua itu
harus tetap mnengacu sesuai kode etik jurnalistik. Sehingga dengan
dasar itu hubungan Pemkot Salatiga dan media akan tetap terjalin
dengan baik. Intinya, hubungan selalu terbuka tapi tak sampai ‘telanjang’,” terang Adi
Setiarso, mantan wartawan Kedaulatan Rakyat (KR) di Salatiga.
Turut dalam rombongan, Asisten III Setda Sri Wityowati maupun Kabag Umum Muthoin. Sebanyak 12 wartawan
mengikuti acara ini, baik dari media cetak maupun elektronik.
(hes/hst)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.