Solusi Soemarmo Atasi Banjir dan Rob
Adopsi Teknologi Korsel
WALIKOTA Semarang terpilih 2010-2015 Soemarmo HS, berencana mengadopsi Pemkot Inchoen di Korea Selatan dalam penanganan banjir dan rob di Kota Semarang. Kota terbesar ketiga di Korsel itu mampu mengatasi rob dan banjir dengan mendirikan tembok atau tanggul sepanjang garis tepi pantai yang dimiliki.
Jika konsep itu diterapkan di Kota Semarang, maka dibutuhkan tembok tanggul sepanjang 21 ilometer. “Waktu saya kunjungan ke sana pada 9 Juni lalu, upaya itu sangat efektif, dan saya tergugah untuk mengadopsi, begitu juga pemerintah Korsel sangat mendukung kerjasama dalam bidang itu,” tutur Soemarmo saat dihubungi Harsem, kemarin.
Untuk merealisasikan wacana itu, pihaknya kini sedang merancang kerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan untuk mengatasi rob di Kota Semarang. Bentuk kerjasama yang akan dilakukan adalah dengan membuat bendungan di pantai di Kota Semarang.
Hal ini seiring dengan rencana Pemerintah Korsel yang akan membantu pemerintah Indonesia. Tujuan pertama adalah tiga kota besar di Indonesia. Yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya “Kebetulan yang menjadi prioritas utama adalah Kota Semarang.
Mudah-mudahan dengan bantuan itu, kita dapat membangun tanggul guna menangani rob dan banjir yang terus menghantui kita. Bendungan itu nanti berada di sepanjang pantai yang jaraknya sekitar 21 km. Meski begitu tidak semua pantai akan dibendung, dalam arti tetap ada pintu-pintu air.
Disinggung mulai kapan pembangunan itu? Walikota terpilih yang diusung dari PDI-P bersama Hendi Hendrar Prihadi itu memprediksikan pada 2012 akan mulai pembangunan fisik bila telah terjalin kerjasama. Pembicaraan kerjasama itu sudah dilakukan saat dirinya ke Incheon Korea Selatan pada 9 Juni lalu. Saat itu Soemarmo sebagai walikota terpilih diundang Walikota Incheon, Korea Selatan.
Soemarmo menambahkan, kerjasama dengan Korea Selatan ini diyakini akan semakin bisa menuntaskan persoalan rob dan banjir di Kota Semarang. Apalagi sekarang ini juga sudah mulai dikerjakan megaproyek Waduk Jatibarang yang merupakan hasil kerjasama dengan Jepang, dalam hal ini melalui lembaga JBIC (Japan Bank International Corporation). Begitu juga kerjasama dengan pemerintah lain, yaitu Belanda melalui proyek Polder Banger juga sudah dimulai pengerjaannya.
Diperkirakan, proses pembangunan tanggul memakan waktu yang cukup panjang. Sebab, di Korea saja, lamanya proses pembangunan sampai 19 tahun. “Namun mereka dapat memprediksi sejak dini. Jadi 19 tahun yang lalu telah terdeteksi kalau air laut bakal naik, tetapi hal itu berbeda dengan kita, menunggu rob dulu naik baru pembangunan, sehingga akibatnya seperti ini,” ujar Somarmo.
Dalam kesempatan ini pihak dari Korea Selatan nantinya akan membiayai proyek yang ada dalam kerjasama tersebut. Dengan begitu kerjasama ini akan sangat membantu Pemkot Semarang dalam menanggulangi rob dan banjir.
Untuk merealisasikan kerjasama ini, rencananya Juli mendatang perwakilan dari Korea Selatan akan datang ke Semarang untuk melihat langsung kondisi lapangan, baik itu pantai maupun rob dan banjir di Kota Semarang. (abas - harian semarang)
Hal ini seiring dengan rencana Pemerintah Korsel yang akan membantu pemerintah Indonesia. Tujuan pertama adalah tiga kota besar di Indonesia. Yaitu Jakarta, Semarang, dan Surabaya “Kebetulan yang menjadi prioritas utama adalah Kota Semarang.
Mudah-mudahan dengan bantuan itu, kita dapat membangun tanggul guna menangani rob dan banjir yang terus menghantui kita. Bendungan itu nanti berada di sepanjang pantai yang jaraknya sekitar 21 km. Meski begitu tidak semua pantai akan dibendung, dalam arti tetap ada pintu-pintu air.
Disinggung mulai kapan pembangunan itu? Walikota terpilih yang diusung dari PDI-P bersama Hendi Hendrar Prihadi itu memprediksikan pada 2012 akan mulai pembangunan fisik bila telah terjalin kerjasama. Pembicaraan kerjasama itu sudah dilakukan saat dirinya ke Incheon Korea Selatan pada 9 Juni lalu. Saat itu Soemarmo sebagai walikota terpilih diundang Walikota Incheon, Korea Selatan.
Soemarmo menambahkan, kerjasama dengan Korea Selatan ini diyakini akan semakin bisa menuntaskan persoalan rob dan banjir di Kota Semarang. Apalagi sekarang ini juga sudah mulai dikerjakan megaproyek Waduk Jatibarang yang merupakan hasil kerjasama dengan Jepang, dalam hal ini melalui lembaga JBIC (Japan Bank International Corporation). Begitu juga kerjasama dengan pemerintah lain, yaitu Belanda melalui proyek Polder Banger juga sudah dimulai pengerjaannya.
Diperkirakan, proses pembangunan tanggul memakan waktu yang cukup panjang. Sebab, di Korea saja, lamanya proses pembangunan sampai 19 tahun. “Namun mereka dapat memprediksi sejak dini. Jadi 19 tahun yang lalu telah terdeteksi kalau air laut bakal naik, tetapi hal itu berbeda dengan kita, menunggu rob dulu naik baru pembangunan, sehingga akibatnya seperti ini,” ujar Somarmo.
Dalam kesempatan ini pihak dari Korea Selatan nantinya akan membiayai proyek yang ada dalam kerjasama tersebut. Dengan begitu kerjasama ini akan sangat membantu Pemkot Semarang dalam menanggulangi rob dan banjir.
Untuk merealisasikan kerjasama ini, rencananya Juli mendatang perwakilan dari Korea Selatan akan datang ke Semarang untuk melihat langsung kondisi lapangan, baik itu pantai maupun rob dan banjir di Kota Semarang. (abas - harian semarang)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.