Rohim Tersangka Mercon Maut
Kasubag Humas Polres Demak AKP Sutomo mendampingi tersangka Rohim |
Pascatragedi ledakan mercon di desa Bulusari, Sayung, Minggu malam lalu, Polres Demak menetapkan pemilik rumah di RT 04/RW 02 Dukuh Penjor, Abdul Rohim (30), sebagai tersangka. Pakar peracik mercon, yaitu Mashuri (23) juga tersangka, namun dia telah tewas ketika mercon meletus. Untuk memudahkan proses penyidikan, Polisi mengamankan Rohim di Mapolres sejak Senin malam kemarin.
"Benar, sejak Senin malam Abdul Rohim sudah kami tetapkan sebagai tersangka," kata Kapolres Demak AKBP Sigit Widodo melalui Kasubag Humas Polres AKP Sutomo, kemarin di Mapolres Demak. Dan barang bukti lain, berupa seember serbuk potassium, masih diamankan di Mapolsek Sayung.
Menurut tersangka, lanjut Sutomo, perkiraan bubuk mercon yang meledak sebanyak 25 kg. Namun ternyata hanya berisi 15 kg-18 kg yang rencananya akan diledakkan untuk malam perayaan Idul Adha. Pembuatan mercon ini dilakukan selama sebulan.
"Pengakuan tersangka, ia baru pertama membuat mercon, dan didanai dari iuran warga. Terkait jumlah mercon, Polres belum yakin jumlah petasan yang akan diproduksi," jelas Sutomo. Sedangkan,peracik telah diketahui yaitu Mashuri, namun dia sudah tewas bersama tiga korban lain.
Rencananya pembuatan mercon dilakukan di tengah sawah. Tapi karena Minggu malam itu gerimis, maka tersangka memindah lokasi produksi di rumah Abdul Rohim, yang akhirnya mercon itu malah meledak dan menewaskan empat warga desa Bulusari, yaitu Romadhon alias Gendon (22), Kamandanu alias Nunuk Pradewo (45), Mashuri alias Hudek (23) dan Irafatul Ibad alias Ir Gatot.
Pemdes Harus Bertanggungjawab
Meledaknya mercon di Desa Bulusari, Sayung sangat memukul Demak. Tragedi berdarah ini membuat semua warga terperangah. Di balik operasi dan razia besar-besaran terhadap mercon, ternyata masih ada masyarakat menyimpan bubuk mercon dalam jumlah banyak. Apalagi pembuatan mercon tersebut dihubung-hubungkan dengan tradisi di suatu desa saat menyambut malam Idul Adha.
Sekretaris Komisi D DPRD Demak Nur Wahid mengatakan, bila pembuatan mercon tersebut ada hubungan dengan tradisi, maka kegiatan ini terencana, tidak memperhatikan aspek risiko. Pihaknya berharap ada pengusutan secara tuntas, siapa aktor intelektualnya. Dan langkah selanjutnya ada pembinaan kepada masyarakat oleh Aparat Hukum untuk menjaga ketertiban dari hal-hal yang membahayakan.
"Kegiatan tersebut terencana, dan tidak murni inisiatif para korban yang tewas. Bila pemdes (pemerintahan desa) mengetahui ada rencana itu, tentunya harus bertanggungjawab," kata Nur Wahid. Karena pembuatan mercon tanpa izin telah melanggar UU darurat, imbuhnya, pasti ada unsur pidananya.
Abdul Rohim kepada penyidik meminta untuk menanyai Kades Bulusari juga, karena pihaknya secara lisan telah memberitahu niatannya membuat mercon dalam jumlah besar. Bahkan Kades Bulusari sempat menyampaikan kabar tentang adanya lomba mercon saat malam Idul Adha di desanya.
Camat Sayung Arief Sudaryanto mengatakan, lepas itu tradisi atau tidak, dia memahami posisi Kades Bulusari, Ketua RT atau Ketua RW setempat. Mereka pasti kebingungan, tidak diizinkan perang mercon adalah tradisi, diizinkan maka risikonya seperti ini.
"Saya berharap tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, tradisi yang kurang baik bahkan melanggar UU," ucap Arif.
Menanggapi isu tersangka sudah meminta izin kepada pemdes, secara tegas Kades Bulusari Mashudi menyangkalnya. Selama ini dirinya tidak pernah mengizinkan warga merakit peasan. "Memang saya akui di Bulusari sering ada perang petasan, namun saya tidak bisa melarang aksi warga karena hal ini sudah membudaya," akunya.
Pelajar Peduli Korban
Sementara itu siswa-siswi MTs dan MA Hidayatul Mubtadiin, Sayung, mencoba mengetuk hati simpatisan untuk peduli keluarga korban, dengan cara mencari sumbangan. Mereka menyediakan kotak peduli di perempatan jalan Bulusari.
Menurut Ketua Yayasan Hidayul Mubtadiin Nurul Muttaqin, setelah melihat dasyatnya kerusakan yang ditimbulkan ledakan mercon, para siswa sangat terharu. Mereka sepakat membentuk kepanitian untuk kepeduliaan keluarga korban ledakan mercon.
"Harus ada yang menyantuni keluarga korban, apalagi tiga korban, yaitu Romadhon, Nunuk Pradewo, dan Mashuri meninggalkan istri dan anak," kata Nurul Muttaqin.
Menyusul kepedulian para pelajar, pelaksana Grebeg Besar Demak CV Diana Ria menempatkan kotak amal peduli korban ledakan Bulusari. Dua kotak amal diletakkan di pintu masuk Grebeg Besar di Lapangan Tembiring Jogo Indah, Desa Jogoloyo, Demak.
"Kita memberikan kesempatan pada warga memberikan kepedulian kepada keluarga korban ledakan di Bulusari," kata Direktur CV Diana Ria H Muntohar. Lanjutnya, “kotak peduli” ini akan dipasang di pintu masuk selama jadwal acara Grebeg Besar berlangsung. Rencananya sumbangan akan disampaikan kepada empat keluarga korban yang tewas, dan keluarga Abdul Rohim yang rumahnya hancur. (swi/rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.