Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Semarang AIDS Tertinggi

Terbanyak Usia Produktif
Kasus HIV/AIDS di Kota Semarang sudah tergolong memprihatinkan. Setiap tahun terus terjadi peningkatan cukup signifikan dan penemuan kasus selalu tertinggi ketimbang kota lain di Jateng sejak 2005.

Sepanjang tahun ini, terhitung hingga Oktober, tercatat 409 penderita HIV, 49 kasus di antaranya dinyatakan positif AIDS dan 8 orang meninggal. Sedangkan  2010 tercatat ada sebanyak 287 kasus HIV dengan 61 kasus ditemukan AIDS dan 5 orang di antaranya meninggal, dan pada 2009 terdapat 323 kasus.

Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) DKK Semarang Widoyono mengatakan, data tersebut diperkirakan baru sebagian kecil, sebab setidaknya ada sekitar 100 kali kasus terungkap yang belum diketahui. Sebab itu pihaknya terus melakukan sejumlah upaya agar penyebaran penyakit yang menyerang imunitas tubuh ini bisa dilakukan secara optimal.

“Faktor tingginya penyakit ini dimungkinkan karena Kota Semarang memang tergolong metropolitan dengan jumlah penduduk cukup tinggi. Selain itu juga akses hiburan dan pariwisata yang cukup mudah dijangkau,” ujarnya, kemarin.

Heteroseksual Tertinggi
Ia mengatakan penularan penyakit ini berasal dari cairan yakni darah, cairan alat kelamin serta air susu ibu (ASI). Sedangkan kontak langsung dengan penderita penyakit seperti bersalaman tidaklah menular, sebab itu diharapkan masyarakat tetap memberikan support terhadap orang yang dinyatakan positif HIV.

“Seperti slogan dalam rangka memperingati hari AIDS internasional tahun ini yakni dekati orangnya, jauhi virusnya. Jadi bukan menjauhi orangnya, sosialisasi terkait penyakit ini juga terus dilakukan,” jelasnya.

Berdasarkan data DKK dari pendataan sejak 2007 lalu, penularan terbesar masih dari perilaku heteroseksual yang mencapai sekitar 76%. Dilanjutkan karena narkoba suntik, homoseksual (hubungan seks sejenis), biseksual (homo sekaligus juga berhubungan dengan perempuan, atau sebaliknya, lesbian tetapi juga berhubungan dengan laki-laki), serta perinatal (periode paling berbahaya dalam kehidupan bayi, hari-hari sebelum dan 28 hari setelah kelahiran). 

Sedangkan jika dilihat dari aspek pekerjaan, seorang wiraswasta lebih banyak terserang penyakit ini dengan presentasi 20%, karyawan 16%, ibu rumah tangga 17%, dan buruh 10%.

Sedangkan berdasarkan kelompok umur, penderita HIV/AIDS didominasi oleh masyarakat usia produktif, antara 21-40 dan usia 31-40. “Kalau penderita pada usia produktif seperti itu, berarti mereka mengidap penyakit ini sejak sekitar 10 tahun lalu berarti sebagian besarketika masih usia remaja. Karena perkembangan HIV cukup lama, hal inilah yang terus kami tekankan yakni sosialisasi terhadap para remaja,” jelasnya.

Empat Stadium
Seperti halnya penyakit lain, HIV ini juga terbagi dalam empat stadium. Stadium 1 biasanya tidak terasa karena tidak ada gejala yang berarti, namun virus sudah mulai menyerang kekebalan tubuh. Stadium 2 ditandai berat badan yang terus berkurang kurang lebih 10% disertai infeksi saluran nafas.

Sementara stadium 3 ditandai berat badan yang terus menurun lebih dari 10% dalam waktu sekitar satu bulan, diare klinis, demam berkepanjangan, TB paru serta sejumlah tanda-tanda lain. Sedangkan stadium 4 kondisi semakin parah dengan berat badan yang terus menurun drastis, infeksi virus herpes akut, radang paru serta sejumlah gejala lain yang sudah memperparah kondisi tubuh.

“Obat yang ada selama ini hanya menghambat penyerangan virus, dan belum ada yang mematikan virus tersebut. Sehingga lebih baik mengenal penyakit ini, mengerti penularan serta pencegahannya sejak dini,” jelasnya.

Di Kota Semarang sendiri, ungka Widoyono, sudah ada sejumlah rumah sakit dan puskesmas yang disiapkan untuk membantu masyarakat sembuh dari penyakit ini. Antara lain Puskesmas Poncol, RSUP dr Kariadi, dan sejumlah rumah sakit yang memiliki VCT (Voluntary Counselling and Testing) untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS, yakni RS Pantiwilasa Citarum, RSUD Ketileng, RS Tugurejo, RS Bhakti Wira Tamtama dan RS Bhayangkara. Sedangkan untuk puskesmas yang melayani konseling yakni di Puskesmas Poncol dan Halmahera. (pru/rif)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous