Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pengalihan BBM Lebih Mudah ke Pertamax


Oleh Nur Hidayat

Pertamina lebih menyarankan pengalihan konsumsi Premium ke Pertamax daripada ke bahan bakar gas, karena lebih mudah dan murah.
 
Rencana pemerintah terkait pembatasan premium ditanggapi positif oleh Pertamina. Sebagai gantinya, Pertamina lebih menyarankan pengalihan konsumsi ke Pertamax daripada ke bahan bakar gas. Alasan utamanya adalah lebih mudah dan murah.

Hal tersebut diungkapkan oleh General Manager PT Pertamina Fuel Retail Marketing Region IV Jateng-DIY Rifky E Hardijanto. Dikatakan, pengalihan konsumsi ke pertamax lebih mudah diterapkan dari sisi konsumen karena tidak perlu memasang alat converter kit.

“Untuk pengalihan ke pertamax, pengusaha SPBU tinggal melakukan switching, dengan mengisikan pertamax ke dalam tangki timbun yang semula diisi premium. Demikian juga dengan dispensernya. Ini jauh lebih mudah dan lebih murah daripada pengalihan ke bahan bakar gas (BBG),” ujar Rifky.

Ditambahkan, untuk konversi ke BBG, selain dibutuhkan tangki dan pipa baru, juga dibutuhkan converter kit. Hal ini berbeda dengan pengalihan ke pertamax yang tidak membutuhkan modifikasi kendaraan.

Rifky menuturkan pengadaan infrastruktur BBG, baik LGV (liquefied gas for vehicle) maupun CNG (compressed natural gas) butuh persiapan matang. Dibandingkan dengan CNG, skenario pengalihan konsumsi LGV memang lebih mudah diterapkan di Jateng yang infrastruktur pipanya tidak terlalu bagus.

Lebih Mahal

“Sebenarnya tidak ada kesulitan yang berarti dalam konversi ke bahan bakar gas, terkait dengan infrastruktur. Hanya memang lebih mahal dibandingkan konversi ke pertamax. Namun yang menjadi kesulitan utama adalah penentuan profil konsumen, terkait dengan investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha SPBU,” tutur Rifky.

Dari sisi pasokan, Jateng juga tidak bermasalah karena di provinsi itu terdapat terminal gas di Tanjung Emas, Semarang, berkapasitas 2.500 metrik ton (MT) dan di Cilacap berkapasitas 10.000 MT.

Sementara, dalam penentuan profil konsumen, harus bisa dilakukan dengan tepat. Bagaimanapun, investasi yang dilakukan oleh pengusaha SPBU tidak bisa dibilang murah. Artinya jangan sampai menimbulkan kerugian yang besar terkait ketiadaan konsumen BBG.

Sebagai informasi, beberapa negara di dunia hanya memberlakukan gas untuk kendaraan tertentu. Selandia Baru sudah lama memakai gas, tetapi pertumbuhan pemakainya tidak besar. Jepang hanya memakai gas untuk taksi. Begitu pula dengan di Pakistan dan negara-negara Eropa. Padahal harga bahan bakar gas lebih murah daripada BBM.

“Meski demikian, kami tetap siap terhadap apapun keputusan pemerintah, baik konversi ke pertamax maupun BBG, khususnya di wilayah Jateng-DIY. Kalau pemerintah memiliki program membagikan converter kit, kami siap dengan infrastrukturnya. Namun tentu semua ini perlu waktu untuk persiapannya,” pungkas Rifky. (tab)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous