Walikota Minta Wejangan ke Ulama

KH Syaefudin Zuhri dan Walikota Yuliyanto saat sarasehan di Kantor MUI Salatiga

SALATIGA-Walikota Yuliyanto kemarin ‘sowan’ kepada ulama di Kantor MUI Jalan Diponegoro Salatiga. Saat datang Yuliyanto didampingi Camat Sidorejo Noegroho dan pejabat. Mereka disambut Ketua MUI Salatiga KH Syaefudin Zuhri dan jajaraan MUI Tingkat Kota dan Kecamatan.

Dalam pertemuan yang dikemas dalam bentuk sarasehan itu, KH Syaifudin Zuhri mengatakan, masih banyak masalah penting yang harus dibenahi oleh Walikota. Di antaranya penataan adalah jalur lingkar selatan (JLS). Karena hal ini terkait wajah Kota Salatiga ke depan.

Masalah kerukunan beragama juga sangat penting meski sampai sekarang ini semua agama di Kota Salatiga hidup rukun dan berdampingan. Ini sebagai modal menjaga iklim kondusif.

“Selain masalah pendidikan karakter, yang juga sangat penting adalah penataan JLS serta kerukunan umat beragama,” terang Syaifudin.

Ditambahkan, ulama siap mendukung pembangunan Kota Salatiga. Selain itu, siap berpartisipasi dan menyelesaikan permasalahan yang muncul.

Walikota Yuliyanto mengatakan sangat berterima kasih kepada MUI Salatiga yang telah memberi masukan untuk melakukan penataan kinerja. Pihaknya juga memberikan ulasan capaian kinerja selama enam bulan menjabat bupati. ”Saya katakan bahwa penataan PKL di Jalan Kartini juga telah kami laksanakan. Lokasi akan dibangun taman kota untuk mempercantik wajah kota. Begitu pula dengan Pasar Rejosari yang akan dibangun dengan dana investor dan akan menjadi pasar modern bahkan pasar wisata. Dengan demikian tidak terkesan kotor seperti pasar tradisional lainnya,” jelasnya.

Mantan anggota DPRD Kota Salatiga ini menambahkan, pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan dengan elemen masyarakat termasuk MUI, tokoh-tokoh Kristen-Katolik, Konghucu, dan lainnya. Serta kalangan etnis yang lain juga akan dilibatkan dalam pertemuan tersebut.Sarasehan juga dihadiri
beberapa tokoh tampak hadir dalam sarasehan. Di antaranya Kiai Abdul Madjid, Kiai Mustain, Kiai Ali Mawardi, Kiai Syatibi, Imam Sutomo, H Mahbub, Ustadz Syakur, dan Bambang Riantoko. Kemudian Kiai Sururi, Kiai Ismail, Asad Basyir, H Iskandar, Fauzi Arkan, dan beberapa tokoh lain. (hes/nji)

Newer Post Older Post