Lelang Umbul Karanganyar Diduga Rekayasa
Demak-Warga menduga lelang pengolahan PAM Swakarsa (Umbul) di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar direkayasa. Pelelangan yang dilakukan 30 Desember 2011 silam, ternyata diulang. Padahal dalam pelelangan tahap pertama sudah diperoleh pemenang dengan nilai sewa lebih tinggi dari lelang kedua.
Warga yang mengikuti lelang merasa curiga. Semula lelang dilaksanakan dengan harga sewa dasar senilai Rp 56 juta, setelah terjadi tawar-menawar dan perang harga, diputuskan oleh panitia, pemenang I adalah Ali warga Desa Karanganyar dengan nilai tawaran Rp 91 juta dan pemenang kedua Samsuri (66) warga RT 04 RW 04 Desa Karanganyar senilai Rp 90 juta.
Warga yang mengikuti lelang merasa curiga. Semula lelang dilaksanakan dengan harga sewa dasar senilai Rp 56 juta, setelah terjadi tawar-menawar dan perang harga, diputuskan oleh panitia, pemenang I adalah Ali warga Desa Karanganyar dengan nilai tawaran Rp 91 juta dan pemenang kedua Samsuri (66) warga RT 04 RW 04 Desa Karanganyar senilai Rp 90 juta.
Sesuai dengan kesepakatan setelah diputuskan pemenang lelang, peserta yang sudah dinyatakan menang diharuskan membayar 60% dari total uang sewa dan menyusul pelunasannya. Namun dalam pelelangan tersebut, pemenang I tidak bisa membayar senilai tesebut. Anehnya panitia memutuskan lelang diulang, tanpa menawari dan melibatkan pihak pemenang urutan dua.
Menurut Samsuri, setelah diputuskan menang, dirinya langsung pulang karena merasa riskan mengikuti pelelangan harus membawa uang kontan Rp 50 juta di balai desa. "Saya juga heran, dalam proses pelelangan tak ada perwakilan dari kecamatan dan tidak ada pihak Badan Kredit Kecamatan (BKK) yang biasa menyimpankan dana PADes," ungkapnya kepada Harsem, kemarin.
Samsuri semakin heran, setelah dia pulang pelelangan digelar ulang dan pemenang Moh Mundakir dengan harga sewa hanya Rp 61 juta lebih rendah dari nilai awal. Seharusnya panitia lelang bisa membedakan harga mana yang lebih menguntungkan desa.
Diberitakan, PAM swakarsa yang sudah menjadi PADes Karanganyar merupakan sumur artesis peninggalan Belanda. Setelah puluhan tahun mangkrak, Samsuri berinisiatif menghidupkan, dengan biaya Rp 5 juta sumur itu dihidupkan. Selain mengganti pipa, mesin yang rusak diperbaiki dan lubang sumur ditambah dengan bis-beton. Sekarang umbul ini telah melayani sebagian warga di tiga Kecamatan, yaitu Karanganyar, Gajah, dan Dempet. Penghasilan dari pengolahannya berkisar Rp 140 juta-Rp 157 juta per tahun.
Saat dihubungi, Kades Karanganyar, Agus Sugiarto menolak tudingan adanya rekayasa. "Memang saudara Ali tidak bisa membayar, lalu lelang diulang. Namun saat lelang kedua, Pak Samsuri tidak berada di tempat jadi oleh panitia ditinggal," jelasnya.
Pihaknya tidak mensoalkan besar-kecil nilai sewa itu. sudah tugas panitia bekerja secara noirmatif, kenyataannya ada peserta yang tidak di tempat bukan kesalahan panitia. (swi/nji)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.