April, Pasar Bulu Kosong
Komisi B DPRD bersama Dinas Pasar memantau aktifitas Pasar Bulu, kemarin.(INDRA) |
Meski jadwalnya mundur, namun Dinas Pasar Kota Semarang memastikan pada 1 April mendatang gedung Pasar Bulu sudah kosong dari segala aktifitas perdagangan. Kepastian itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pasar Abdul Madjid, saat mendampingi kunjungan Komisi B DPRD Kota Semarang ke Pasar Bulu, kemarin.
Ia mengakui molornya jadwal pengosongan Pasar Bulu itu karena pihaknya harus menyesuaikan jadwal Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD), selaku pihak pelaksana pembongkaran gedung. Pembongkaran itu sendiri masih harus dilelangkan lagi oleh DPKAD sehingga jadwal yang semula dikosongkan pada Februari menjadi mundur hingga April mendatang.
“Pemkot sudah mengeluarkan jadwal lelang dan pembongkaran. Sesuai jadwal, rencana pembongkaran Pasar Bulu itu akan kami sosialisasikan dulu kepada pedagang pada 19 hingga 30 Maret,” katanya.
Pembongkaran gedung itu sendiri, ia menjelaskan, dijadwalkan mulai 23 April hingga 18 Mei. Soal pembangunan fisiknya, kata dia, membutuhkan waktu hingga 6 bulan atau sekitar Juni sampai dengan Desember. Diharapkan, pada awal 2013 mendatang, pedagang bisa kembali menempati bangunan baru Pasar Bulu tersebut.
“Namun, sebelum ditempati pedagang, kita juga akan menggelar pengundian lapak,” jelasnya lagi.
Dikatakannya pula, Dinas Pasar akan mengajukan anggaran untuk penempatan kembali pedagang ke bangunan baru, setelah Pasar Bulu itu selesai dibangun. Pengajuannya sendiri akan diusulkan dalam APBD perubahan Kota Semarang 2012.
Sementara, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Ari Purbono justru menyoroti soal bantuan hibah yang diberikan Pemerintah pusat dalam pembangunan baru gedung Pasar Bulu tersebut. Ia menilai Pemkot seharusnya meminta kejelasan atas dana hibah tersebut.
“Hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi agar Pasar Bulu tidak mengalami hal yang sama dengan Pasar Ikan Higienis (PIH) Rejomulyo dan Rusunawa Kaligawe. Karena, selama ini diketahui bahwa aset tanah Pasar Bulu itu milik Pemkot tapi status bangunannya sendiri masih belum jelas,” kata Ari.
Seperti diketahui, revitalisasi Pasar Bulu itu didanai sekitar Rp 50,2 miliar. Dana tersebut merupakan sharing antara Pemerintah Pusat Rp 10 miliar, Pemprov Rp 8,5 miliar, dan Pemkot Rp 31,7 miliar. Proyek pembongkaran dan pembangunan Pasar Bulu nantinya dilaksanakan kontraktor yang berbeda. (ano/rif)
Ia mengakui molornya jadwal pengosongan Pasar Bulu itu karena pihaknya harus menyesuaikan jadwal Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD), selaku pihak pelaksana pembongkaran gedung. Pembongkaran itu sendiri masih harus dilelangkan lagi oleh DPKAD sehingga jadwal yang semula dikosongkan pada Februari menjadi mundur hingga April mendatang.
“Pemkot sudah mengeluarkan jadwal lelang dan pembongkaran. Sesuai jadwal, rencana pembongkaran Pasar Bulu itu akan kami sosialisasikan dulu kepada pedagang pada 19 hingga 30 Maret,” katanya.
Pembongkaran gedung itu sendiri, ia menjelaskan, dijadwalkan mulai 23 April hingga 18 Mei. Soal pembangunan fisiknya, kata dia, membutuhkan waktu hingga 6 bulan atau sekitar Juni sampai dengan Desember. Diharapkan, pada awal 2013 mendatang, pedagang bisa kembali menempati bangunan baru Pasar Bulu tersebut.
“Namun, sebelum ditempati pedagang, kita juga akan menggelar pengundian lapak,” jelasnya lagi.
Dikatakannya pula, Dinas Pasar akan mengajukan anggaran untuk penempatan kembali pedagang ke bangunan baru, setelah Pasar Bulu itu selesai dibangun. Pengajuannya sendiri akan diusulkan dalam APBD perubahan Kota Semarang 2012.
Sementara, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Ari Purbono justru menyoroti soal bantuan hibah yang diberikan Pemerintah pusat dalam pembangunan baru gedung Pasar Bulu tersebut. Ia menilai Pemkot seharusnya meminta kejelasan atas dana hibah tersebut.
“Hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi agar Pasar Bulu tidak mengalami hal yang sama dengan Pasar Ikan Higienis (PIH) Rejomulyo dan Rusunawa Kaligawe. Karena, selama ini diketahui bahwa aset tanah Pasar Bulu itu milik Pemkot tapi status bangunannya sendiri masih belum jelas,” kata Ari.
Seperti diketahui, revitalisasi Pasar Bulu itu didanai sekitar Rp 50,2 miliar. Dana tersebut merupakan sharing antara Pemerintah Pusat Rp 10 miliar, Pemprov Rp 8,5 miliar, dan Pemkot Rp 31,7 miliar. Proyek pembongkaran dan pembangunan Pasar Bulu nantinya dilaksanakan kontraktor yang berbeda. (ano/rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.