Bayi Dibuang di Pos Ronda
Oleh Abdul Mughis & Nino Adismuarto
Orok kini tak ubahnya limbah yang dibuang begitu saja di sembarang tempat. Nyawa bayi kini seolah tak berharga lagi!
Peristiwa ini bisa jadi merupakan sejarah tersendiri bagi Gencar Marhendra (22), warga Jalan Cinde Selatan, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari. Bagaimana tidak, dalam perjalanan pulang usai makan, kemarin malam, ia menemukan sesosok bayi laki-laki di sebuah pos ronda di Jalan Cinde Selatan III RT 07/RW 08, di kelurahan yang sama.
Meski gemetar, ia bergegas merengkuh bayi mungil yang diperkirakan baru sehari dilahirkan itu. Saat ditemukan pada Selasa (7/2), sekitar pukul 22.00, bayi tersebut dalam kondisi normal. Secarik kertas yang ditinggalkan pelaku memperkuat dugaan bahwa orok tersebut memang baru berumur satu hari.
Orok kini tak ubahnya limbah yang dibuang begitu saja di sembarang tempat. Nyawa bayi kini seolah tak berharga lagi!
Peristiwa ini bisa jadi merupakan sejarah tersendiri bagi Gencar Marhendra (22), warga Jalan Cinde Selatan, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari. Bagaimana tidak, dalam perjalanan pulang usai makan, kemarin malam, ia menemukan sesosok bayi laki-laki di sebuah pos ronda di Jalan Cinde Selatan III RT 07/RW 08, di kelurahan yang sama.
Meski gemetar, ia bergegas merengkuh bayi mungil yang diperkirakan baru sehari dilahirkan itu. Saat ditemukan pada Selasa (7/2), sekitar pukul 22.00, bayi tersebut dalam kondisi normal. Secarik kertas yang ditinggalkan pelaku memperkuat dugaan bahwa orok tersebut memang baru berumur satu hari.
Dituturkan Gencar, malam itu ia dalam perjalanan pulang usai makan di sebuah warung dengan menaiki motor. Saat melintasi pos ronda tersebut, tiba-tiba ia dikagetkan suara tangisan bayi. “Suaranya cukup jelas, karena suasana malam itu sepi,” katanya.
Dia pun menghentikan motornya. Kemudian mendekati sebuah bungkusan yang tergeletak di sana. Tak ayal ia pun terkejut bukan kepalang. Di depannya teronggok bayi berbalut selendang batik tanpa alas maupun perlengkapan bayi.
"Sebenarnya takut. Masa malam-malam ada bayi di pos kamling. Tapi timbul rasa kasihan. Saya raup bayi itu, kemudian saya bawa pulang," imbuh pemuda yang jarak rumahnya sekitar 50 meter dari lokasi penemuan itu.
Terang saja orang tua Gencar kaget bukan main. Tangisan lantang sang orok itu membangunkan semua penghuni rumah. "Bagaimana tidak kaget, tiba-tiba saya dibangunkan dia (Gencar) dan langsung disodori bayi mungil yang masih terus menangis," ujar Sugianti, ibu Gencar.
Tak berpikir panjang, Sugianti pun langsung menggendong bayi dan menimangnya. Saat ia berniat mengganti selendang baru itulah Sugianti menemukan selembar kertas. “Di kertas itu tertulis si bayi lahir Selasa Legi (7/2), pukul 07.00, jenis kelamin laki-laki," terang Sugianti.
Tanpa menunggu lebih lama, kemarin pagi Sugianti melaporkan penemuan ini ke ketua RT, keluarahan, kemudian diteruskan ke kantor polisi. Kapolsek Gajahmungkur Kompol Eva Guna Pandia mengatakan, pihaknya masih mendalami terkait siapa pelaku pembuangan bayi itu.
“Kondisi bayi sehat. Berjenis kelamin laki-laki, bobotnya 3,2 kg dan panjang 49 cm. Untuk mendapatkan perawatan medis, sementara kami titipkan di RS Bhayangkara," terang Pandia.
Korban Aborsi
Peristiwa penemuan bayi juga terjadi di Kabupaten Semarang. Berbeda di Semarang yang mana bayi masih bernyawa, orok yang ditemukan di Sungai Wonoboyo, Desa Jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, pada Rabu (8/2) sekitar pukul 08.00 ini sudah menjadi mayat.
Pertama kali ditemukan oleh seorang pemulung, Sutarman (51), kondisi mayat sudah membiru dan diperkirakan dibuang pada Selasa (7/2) malam. Dalam keterangannya Suparman mengatakan, ia menduga mayat tersebut sebuah boneka. Namun setelah didekati, ia baru sadar benda tersebut mayat orok. "Waktu ditemukan posisi mayat terapung dengan tali pusar tersangkut di bebatuan," tutur Suparman, kemarin.
Begitu yakin yang dilihatnya adalah mayat bayi, Suparman segera mengabarkan penemuan tersebut kepada warga RT 06/RW 04 Desa Jatijajar. Selanjutnya warga pun berbondong melihat dari dekat kondisi mayat, dan melaporkannya ke Mapolsek Bergas.
Usai mendapat laporan. anggota Polres Semarang dan Polsek Bergas langsung meluncur ke lokasi penemuan untuk melakukan olah TKP. Dan guna pemeriksaan lebih lanjut, mayat orok tersebut dibawa ke kamar mayat RSU Ungaran.
Kapolsek Bergas AKP Suwasana menjelaskan, hasil pemeriksaan tim medis dari RSU Ungaran menyebutkan, mayat orok tersebut diperkirakan berusia sekitar 4 hingga 5 bulan usia kandungan. Besar kemungkinan mayat orok tersebut merupakan korban aborsi, karena kelahirannya tidak dikehendaki oleh orangtuanya.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya tengah berupaya melakukan pelacakan terhadap identitas pelaku pembuangan tersebut. "Hasil pemeriksaan tim medis menyebutkan, orok tersebut diperkirakan korban aborsi dan berumur sekitar 4 hingga 5 bulan kandungan. Kelaminnya belum kelihatan namun diperkirakan akan menjadi anak perempuan," kata Suwasana, kemarin.
Menurut Suwasana, dugaan sementara dari kepolisian mengindikasikan pelaku pembuangan orok tersebut adalah warga setempat. Terlebih tidak jauh dari penemuan mayat tersebut terdapat sebuah lokalisasi. Sedangkan kemungkinan lain bahwa mayat tersebut dibuang dari tempat lain, yang kemudian hanyut dan menyangkut di lokasi penemuan.
"Dugaan kuat sementara, kemungkinan besar pelaku pembuangan orok yang telah menjadi mayat tersebut adalah warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi penemuan. Untuk sementara polisi sedang mendalami penyelidikan, sekaligus berupaya menemukan identitas pelaku pembuangan," ujar dia. (rif)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.