Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Dipaksa Nikah

Oleh Moh Ichwan

Macam-macam masalah perkawinan yang dihadapi wanita. Faktor budaya yang masih memposisikannya di bawah derajat laki-laki, memunculkan diskriminasi.

Salah satunya dialami Farah (bukan nama sebenarnya), mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri di Semarang. Gadis yang hampir rampung kuliah ini mendapat masalah berat sehingga diadvokasi sebuah lembaga bantuan hukum.

Belum lama ini, dia dipanggil pulang ayahnya di Demak. Anak pertama dari 5 bersaudara ini hendak dijodohkan dengan pemuda tetangga desanya. Sebut saja Fahal. Dia hanya diberi waktu dua hari untuk memberikan jawaban.
 
Ia merasa diperlakukan tidak adil. Nasibnya selalu ditentukan orang lain. Sejak kecil dikendalikan sang ayah, setelah dewasa oleh suami.
 
“Itulah yang disebut budaya Patriarkhi. Tidak ada kesetaraan gender,” kata sang konsultan pendamping.
    
Sebagai orang Islam, Farah mencoba sholat istikhoroh. Sholat untuk meminta petunjuk atas pilihan yang sulit. Namun waktu dua malam tentu tidak cukup untuk mendapatkan petunjuk, walau lewat mimpi. 
    
Maka, ketika ayahnya meminta jawabannya, ia tak bisa berkata apa-apa. Saat si Fahal datang, ia tambah susah. Bukan saja tak bisa nyambung dengan Fahal, ia juga tidak tertarik dengan pemuda tersebut.
    
Sebenarnya saat itu Farah telah menyiapkan diri untuk bersikap wajar dan netral. Ia akui, sebagai wanita normal tentu punya ketertarikan pada lelaki. Maka ia buka pikirannya untuk menerima Fahal andai dalam pandangan pertama cocok di hati.
    
Ia akan melupakan kediktatoran ayahnya, jika Fahal dia nilai pas dengan kriteria suami ideal menurut pendidikan agamanya. Yaitu yang kira-kira bisa mengaji dan menghargani wanita.
    
Ternyata tidak. Ia rasa Fahal tidak nyambung dengannya. Dari pembicaraannya, Farah merasakan Fahal masih berilmu di bawahnya. Juga dari tindak-tanduk alias bahasa tubuhnya, Fahal dia nilai kurang menjiwai sebagai sosok santri.
    
Dalam lima menit pertama itu, dia menyimpulkan Fahal tidak memenuhi harapannya. Ibarat tumbu tidak ketemu tutupnya. Namun setelah Fahal berpamitan, Farah kembali tertunduk lesu di hadapan keluarganya. Sebab meski ia memasang wajah muram, ayahnya tetap mendesak agar menerima Fahal.  Sebab lamaran keluarga Fahal telah dinyatakan diterima. Farah harus tunduk pada kesepakatan antar mereka.
    
Hingga sampailah saat dia duduk di pelaminan. Menjadi pengantin yang katanya bagai raja dan ratu. Namun, di  malam pertamanya itu, Farah justru lari. Minggat dari rumahnya.
    
”Jangan jadi anak durhaka, Rah. Kamu berhak mengajukan pembatalan perkawinan. Sebab menurut hukum, nikah dengan paksaan itu tidak sah,” bujuk sang konsultan meyakinkan.
    
Ia ditawari untuk didampingi ke Pengadilan Agama. ***
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous