Izinkan Aku Mencintai Suamimu
Wulan, sahabatku, izinkahlah aku mencintai suamimu. Mas Dayat, suamimu itu, sungguh sosok yang kudamba selama ini. Dia adalah jawaban atas doa dan harapanku sekian tahun ini.
Maafkan aku Wulan. Bukan maksudku ingin merebut suamimu. Tapi aku harus mengatakan apa adanya tentang isi hatiku. Berilah aku sedikit kebahagiannmu. Aku rela jadi selirnya walau hanya diberi giliran dari sisa waktunya untukmu.
Maafkan aku Wulan. Bukan maksudku ingin merebut suamimu. Tapi aku harus mengatakan apa adanya tentang isi hatiku. Berilah aku sedikit kebahagiannmu. Aku rela jadi selirnya walau hanya diberi giliran dari sisa waktunya untukmu.
Tak masalah aku jadi istri kedua yang sekedar serep saja. Yang penting aku berstatus sebagai istrinya dia. Istri dari pria mulia yang menurutku tak ada duanya di dunia.
Aku siap jadi babumu, aku saguh engkau perintah apa saja, aku sanggup memberikan apa saja padamu dan keluargamu, asalkan aku bisa hidup tengan. Aman dan nyaman. Dan itu hanya bisa kudapatkan jika mendapat suami Mas Dayat.
Aku siap jadi babumu, aku saguh engkau perintah apa saja, aku sanggup memberikan apa saja padamu dan keluargamu, asalkan aku bisa hidup tengan. Aman dan nyaman. Dan itu hanya bisa kudapatkan jika mendapat suami Mas Dayat.
Sekali lagi maafkan aku, sahabatku. Engkau tahu, aku sudah terlalu menderita selama ini. Tak ada lelaki yang kupercaya setelah aku bercerai untuk kedua kalinya. Engkau sendiri yang membantuku menggugat cerai dua suamiku yang dulu. Karena mereka telah berbuat aniaya padaku.
Wulan, sungguh beruntung engkau mendapat suami yang sempurna. Lelaki yang lemah lembut, penyayang wanita, bertanggungjawab pada keluarga, dan terhormat di masyarakat.
Betapa celakanya diriku, pernah menikah dengan pria salah. Sudah tidak bisa mencukupi nafkah, malah suka marah dan zalim pada istri yang lemah. Suamiku pertama orang yang tidak taat agama. Hidupnya kacau dan menelantarkan keluarga. Sehingga anakku terpaksa kujauhkan dari dia agar tidak melihat kelakuan buruk bapaknya setiap hari.
Orang tuaku ikut repot atas rumah tanggaku yang tidak tentram. Sampai akhirnya aku curhat padamu. Dan engkau termasuk yang menyarankan aku untuk bercerai saja.
Alhamdulillah, berkat dukunganmu dan sahabat-sahabat kita, aku terlepas dari belenggu derita bersama suamiku itu. Hingga dua tahun aku menjanda, engkau pula yang turut menolongku menjaga gairah hidup ini. Agar tidak putus asa dan mengorbankan masa depan anakku tercinta.
Aku sangat berterima kasih Wulan, atas bantuanmu yang luar biasa, aku akhirnya bisa bangkit dan tetap optimis menjalani kehidupan. Betapa bersyukurnya diriku, berkat doronganmu, mentalku jadi tegar dan terus berupaya mengajar.
Jadi guru membuatku setiap hari bertemu dengan suamimu. Sebab Mas Dayat adalah kepala sekolah di tempatku mendidik. Beliau sungguh seorang pemimpin yang baik. Seorang bapak yang bijaksana.
Dan aku menyimpulkan, orang seperti inilah yang seharusnya jadi pelindungku, jadi pembimbingku dalam hidup selamanya. Seratus persen aku tidak ingin selingkuh, Wulan. Tidak! Itu jauh dari pikiranku. Namun jujur kukatakan, aku mencintai suamimu. Dan beliau rasanya juga kasihan padaku. Mas Dayat iba pada nasibku dan ingin menolongku.
Jadi, mohon dukung suamimu jadi hamba yang mulia, sahabatku. Kuyakin engkau adalah wanita calon penghuni surga. Yang mengijinkan suami untuk menolong seorang janda yang menderita. (Seperti dikisahkan oleh Diana, bukan nama sebenarnya, kepada Moh Ichwan)
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.