Kasus Perumahan Kauman Regency, DPRD Disambut Demo
 |
Buntut dari demo warga Desa Mranggen, Demak, terkait jalan Makam Sayangan menjadi akses muatan material Perumahan Kauman Regency, Komisi C menyidak lokasi sengketa. Dalam dialog bersama pemerintahan Desa, Kades Mranggen menuding kesepakatan dengan pihak pengembang tidak sah.
"Saat tanda tangan MoU dengan pengembang, saya pikir sudah melalui rembugan dengan pengurus makam, dan melihat kesepakatan itu saya mendesak kepada pengembang agar memperbarui kesepakatan tersebut, karena tidak sah," jelas Kades Mranggen M Nadjib HS ketika berdialog dengan perwakilan warga, pengurus makam, dan anggota Komisi C DPRD Demak, kemarin, di ruang Camat Mranggen.
Ketika pengembang rembugan dengan pengurus makam, pihak pengembang berjanji akan memberi dana kepada desa Rp 50 juta dan pengurus makam Rp 50 juta. Namun oleh kades perjanjian itu disarankan agar pengembang membangunkan saja, karena dana tersebut belum tentu cukup untuk membangun jalan makam yang sudah rusak.
Sementara itu, isu kades menerima Rp 80 juta dari pengembang Kauman Ragency untuk melancarkan pengunaan jalan makam, dibantah Nadjib. Dia berani dipertemukan dengan pihak pengembang untuk menglarifikasinya.
Diakui pengurus Makam Sayangan yang juga staf Pemdes Mranggen, Muhklis, ketika PT Hamparan Cipta Griya (HCG) akan mengembangkan perumahan Kauman Regency di Desa Mranggen telah melalui rembugan dengan pengurus makam. Pihaknya juga meminta maaf bila ada pihak-pihak tidak dilibatkan dalam sosialisasi ini.
"Hasil dialog pihak pengembang diperbolehkan melintasi jalan makam untuk akses muatan material, selama pengembang sanggup memperbaiki kerusakan yang diakibatkan," jelasnya.
Tak Ada Sosialisasi
Dan sepakatan itu tertuang antara lain akan menanggung kerusakan jalan menuju Makam Sayangan akibat proyek, pembetonan jalan, pelebaran jalan hingga mencapai tujuh meter dan menambah lahan makam seluas 750 m2 meski lokasinya belum ditentukan. Dibangunkan mushola, taman, dan pendirian gapura kompleks makam.
Warga yang diwakili oleh Ketua RT 06/RW 04 Jatikusuman, Arif, Amri Ghosali warga RT 05/RW 04, dan Sasno warga RT 08/RW 04 mengatakan, sosialisasi dari pihak pemdesa atau pengembang akan menggunakan jalan makam untuk akses proyek tidak pernah ada.
"Kami minta pihak pengembang tidak menggunakan akses jalan makam lagi dan jalan makam yang sudah dirusak, harus segera diperbaiki oleh pengembang," kata Arif.
Camat Mranggen Anang Badrul Kamal berharap sengketa ini segera selesai, dan wilayah kembali kondusif. "Kecamatan akan mendukung seluruh yang sudah disepakati," tegasnya.
Sementara, Ketua Komisi C, S Farudin Bisri Slamet sebelum memimpin dialog tersebut sempat meredahkan warga yang berdemo. Slamet berjanji akan memperjuangkan permintaan warga. “Keinginan warga hanya pengembang tidak mengakses lagi jalan makam, dan memperbaiki jalan makam yang dirusak proyek," jelasnya.
Dari hasil penelusuran Harsem, perizinan perumahan Kauman Regency yang diajukan ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, masih dalam proses. Permohonan Nomor TB (Titipan Berkas): 2012TB00029 atas nama Tri Endar Wahyudi sudah dicek dan telah keluar nota perhitungan untuk pembayaran retribusi.
Saat dihubungi, Aslam Staf Administrasi PT HCG Jalan Sambiroto Semarang mengaku akan merespon semua perminaan warga, pengembang akan mengedepankan itikad baik dan menjalin komunikasi agar masalah ini segera selesai. (swi/rif)
"Saat tanda tangan MoU dengan pengembang, saya pikir sudah melalui rembugan dengan pengurus makam, dan melihat kesepakatan itu saya mendesak kepada pengembang agar memperbarui kesepakatan tersebut, karena tidak sah," jelas Kades Mranggen M Nadjib HS ketika berdialog dengan perwakilan warga, pengurus makam, dan anggota Komisi C DPRD Demak, kemarin, di ruang Camat Mranggen.
Ketika pengembang rembugan dengan pengurus makam, pihak pengembang berjanji akan memberi dana kepada desa Rp 50 juta dan pengurus makam Rp 50 juta. Namun oleh kades perjanjian itu disarankan agar pengembang membangunkan saja, karena dana tersebut belum tentu cukup untuk membangun jalan makam yang sudah rusak.
Sementara itu, isu kades menerima Rp 80 juta dari pengembang Kauman Ragency untuk melancarkan pengunaan jalan makam, dibantah Nadjib. Dia berani dipertemukan dengan pihak pengembang untuk menglarifikasinya.
Diakui pengurus Makam Sayangan yang juga staf Pemdes Mranggen, Muhklis, ketika PT Hamparan Cipta Griya (HCG) akan mengembangkan perumahan Kauman Regency di Desa Mranggen telah melalui rembugan dengan pengurus makam. Pihaknya juga meminta maaf bila ada pihak-pihak tidak dilibatkan dalam sosialisasi ini.
"Hasil dialog pihak pengembang diperbolehkan melintasi jalan makam untuk akses muatan material, selama pengembang sanggup memperbaiki kerusakan yang diakibatkan," jelasnya.
Tak Ada Sosialisasi
Dan sepakatan itu tertuang antara lain akan menanggung kerusakan jalan menuju Makam Sayangan akibat proyek, pembetonan jalan, pelebaran jalan hingga mencapai tujuh meter dan menambah lahan makam seluas 750 m2 meski lokasinya belum ditentukan. Dibangunkan mushola, taman, dan pendirian gapura kompleks makam.
Warga yang diwakili oleh Ketua RT 06/RW 04 Jatikusuman, Arif, Amri Ghosali warga RT 05/RW 04, dan Sasno warga RT 08/RW 04 mengatakan, sosialisasi dari pihak pemdesa atau pengembang akan menggunakan jalan makam untuk akses proyek tidak pernah ada.
"Kami minta pihak pengembang tidak menggunakan akses jalan makam lagi dan jalan makam yang sudah dirusak, harus segera diperbaiki oleh pengembang," kata Arif.
Camat Mranggen Anang Badrul Kamal berharap sengketa ini segera selesai, dan wilayah kembali kondusif. "Kecamatan akan mendukung seluruh yang sudah disepakati," tegasnya.
Sementara, Ketua Komisi C, S Farudin Bisri Slamet sebelum memimpin dialog tersebut sempat meredahkan warga yang berdemo. Slamet berjanji akan memperjuangkan permintaan warga. “Keinginan warga hanya pengembang tidak mengakses lagi jalan makam, dan memperbaiki jalan makam yang dirusak proyek," jelasnya.
Dari hasil penelusuran Harsem, perizinan perumahan Kauman Regency yang diajukan ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, masih dalam proses. Permohonan Nomor TB (Titipan Berkas): 2012TB00029 atas nama Tri Endar Wahyudi sudah dicek dan telah keluar nota perhitungan untuk pembayaran retribusi.
Saat dihubungi, Aslam Staf Administrasi PT HCG Jalan Sambiroto Semarang mengaku akan merespon semua perminaan warga, pengembang akan mengedepankan itikad baik dan menjalin komunikasi agar masalah ini segera selesai. (swi/rif)
Heru+Setiabudi+dan+Tarmuji.(FOTO+ARIEL).jpg)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.