Kelangkaan Elpiji Rugikan UKM

Oleh Hery Priyono

Kelangkaan gas elpiji  3 kg di beberapa daerah, sangat merugikan Usaha Kecil Menengah (UKM).

KELANGKAAN Gas elpiji  3 kg di beberapa daerah di Jateng dalam kurun waktu 10 hari terakhir ini dianggap sangat mengganggu masyarakat. Selain itu, kondisi ini juga sangat merugikan usaha Kecil Menengah (UKM) yang biasanya menggunakan gas elpiji 3 kg dalam usahanya.

“Pemerintah mestinya konsisten atas kebijakannya melakukan konversi minyak tanah ke gas. Selama ini masyarakat dengan kesadarannya sendiri juga sudah mendukung kebijakan konversi, mestinya pemerintah juga harus konsisten mencukupi kebutuhan gas tersebut,” ungkap Wakil Ketua Fraksi PPP DPRD Jateng Istajib, kemarin.

Menurut Anggota Komisi B DPRD Jateng tersebut, pada awal kebijakan konversi minyak tanah ke gas tahun 2007, pemerintah menyatakan akan menjamin pasokan gas yang cukup. Akan tetapi beberapa waktu belakangan ini stok gas elpiji 3 kg terbilang langka karena porsinya dikurangi.

“Gubernur Jateng per tanggal 30 Desember 2011 mengusulkan pada pemerintah pusat alokasi gas elpiji 3 kg untuk Jateng sebesar 180.621.077 tabung. Usulan ini naik 7% dibandingkan tahun sebelumnya 167.641.42 tabung. Mestinya, usulan Jateng ke pusat untuk 2012 mendekati jumlah 200 juta tabung,” imbuhnya.

Menurut Istajib, usulan 200 juta tabung tersebut dinilai realistis untuk 2012 mengingat saat ini pertumbuhan penduduk juga pasti akan diikuti penambahan kebutuhan rumah tangga akan gas elpiji. Termasuk juga peningkatan penggunaan elpiji untuk pompa air bagi irigasi, peternakan, perikanan, usaha-usaha industri rumah tangga, serta peningkatan penggunaannya untuk sektor informal.

“Atas kondisi ini kami minta kepada pemerintah pusat agar konsisten untuk mencukupi kebutuhan elpiji masyarakat. Di samping itu, yang sangat mendesak kepada Pemprov Jateng agar selalu memantau dan memperjuangkan kelangkaan gas elpiji 3 kg kepada Pemerintah Pusat,” pungkas Istajib. (tab)

Newer Post Older Post