Semarang Tuntaskan Tanam 1,6 Juta Pohon

Walikota Semarang menanam pohon di kawasan Kampung Kali

SEJALAN dengan semangat penghijauan dan pelestarian lingkungan, Walikota Semarang Soemarmo HS menandai kesuksesan penanaman Satu Miliar Pohon (One Billion Tree) di Kota Semarang. Bertepatan dengan pencanangan One Billion Tree, kemarin, dilakukan penanaman 550 pohon yang terdiri dari jenis asem Jawa, mahoni, trembesi, serta glodogan. 
          

“Hari ini (kemarin-red) di Semarang sudah ditanam 1,6 juta lebih pohon. Ini merupakan bentuk komitmen dan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan mulai pemerintah, swasta, perguruan tinggi serta masyarakat umum,” ujarnya.
         

Pada penanaman pohon itu, melibatkan siswa-siswi SD, SMP, hingga SMA. Untuk siswa-siswi SD, penanaman dilaksanakan di lingkungan sekolah masing-masing, sedangkan pelajar SMP dan SMA di sejumlah titik seperti Jalan Gajah Mada, kawasan Depok, Kampung Kali dan sejumlah tempat lain.
              

“Kami ingin anak-anak mencintai lingkungan yang sejuk dan teduh sehingga dapat menciptakan rasa nyaman. Dari sisi kesehatan, kegiatan ini dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah banyak sekaligus mencegah banjir,” paparnya. 
             

Penanaman pohon ini dilakukan dengan sistem pengelompokan tanaman. Kawasan Kampung Kali ditanam 200 pohon jenis Mahoni, Kawasan Jalan Gajahmada ditanam 100 pohon jenis Asem Jawa. Sedangkan lokasi lain di kawasan Depok dan Ngalian dilakukan penanaman 50 pohon Glodogan dan 200 pohon  Trembesi.
          

Terkait dengan pelestarian tanaman, walikota menyatakan, pihaknya akan melakukan penegakan UU Lingkungan Hidup yang didalamnya termaktub pula sanksi bagi mereka yang melakukan penebangan pohon. Selain itu, pihaknya melakukan pemantuan terhadap penebangan pohon yang tidak berizin di Jalan Sultan Agung. “Terkait sanksi, akan dilakukan penindakan sesuai UU yang berlaku,” tandasnya. 
          

Pada kesempatan yang sama, walikota juga melakukan kunjungan di Balai Benih Ikan Semarang serta Balai Pelatihan Pertanian di Mijen. Menurutnya, balai tersebut bukan hanya untuk melakukan pelatihan namun juga sebagai tempat bertemunya asosiasi-asosiasi untuk bertukar pikiran agar menghasilkan tanaman yang berkualitas.
     

“Di sini ada pembibitan sawi, anggrek dan lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian,” ujarnya. (pru/jos)

Newer Post Older Post