Susut Energi Listrik 2012 PLN Targetkan 5%
Stiker pengaduan layanan dan gangguan PLN yang dibagikan gratis |
Oleh Nur Hidayat
PLN targetkan besaran susut energi listrik 5% di tahun ini.
Target ini jauh lebih rendah dari realisasi susut listrik tahun 2011 lalu sebesar 6,2%. Namun target penurunan susut listrik ini tidak menjamin menurunnya jumlah rupiah yang hilang atau kerugian yang dialami PLN, mengingat harga jual listrik yang juga meningkat.
Hal ini diungkapkan oleh Humas PT PLN Distribusi Jateng-DIY Priyono. Disampaikan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kehilangan listrik yang terjadi selama ini. “Susut listrik terjadi karena dua hal yaitu teknis dan nonteknis. Faktor teknis antara lain seperti trafo, jaringan listrik yang terlalu panjang, serta adanya jaringan yang mengenai ranting pohon. Untuk faktor ini, tidak bisa dihilangkan secara total,” ujar Priyono.
Sementara untuk faktor nonteknis, terjadi karena faktor kesalahan manusia. Seperti misalnya kesalahan administrasi saat pengolahan rekening, tunggakan pembayaran listrik serta pemakaian listrik secara ilegal.
Penyumbang Terbesar
“Pemakaian listrik secara tidak sah ini merupakan penyumbang terbesar terjadinya susut listrik di wilayah kerja PLN Distribusi Jateng dan DIY. Untuk faktor teknis, kontribusi terhadap susut listrik hanya berkisar 3%,” lanjutnya.
Berdasarkan data yang disampaikan, tercatat angka kehilangan atau susut listrik dari tahun ke tahun selalu mengalami penurunan. Pada tahun 2010 angka susut sebesar 1.092.078 MWH dari total listrik terjual sebesar 16.202.938 MWH.
Di tahun 2011 angka susut listrik sebesar 1.065.510 MWH dari total listrik terjual sebesar 17.185.646 MWH. Sedangkan untuk tahun tahun 2012 diperkirakan produksi listrik terjual sebesar 18 juta MWH, dengan target susut sebesar 5% atau 900.000 MWH.
Namun penurunan susut ini tidak serta merta diiringi dengan nilai rupiah yang hilang. Hal ini disebabkan nilai jual listrik yang terus meningkat. Pada tahun 2010, rata-rata harga jual sebesar Rp650,4/KWH, sehingga equivalen rupiah yang hilang sebesar Rp710,28 miliar. Sementara pada tahun 2011 rata-rata harga jual sebesar Rp680,62/KWH, sehingga equivalen rupiah yang hilang sebesar Rp725,20 miliar.
“Untuk faktor teknis, kami telah melakukan upaya pembenahan di antaranya memperbaiki jaringan dan trafo, serta memangkas pohon-pohon yang mengenai kabel listrik. Untuk hal ini kami memohon kerjasama dari pemda dan masyarakat, untuk membantu menginformasikan atau memangkas sendiri pohon yang mengenai jaringan. Sedangkan untuk faktor nonteknis kami juga telah bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menggiatkan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) secara periodik,” tutur Priyono.
Ditegaskan, jika ada ranting pohon yang mengenai jaringan, sangat memungkinkan terjadinya gangguan distribusi listrik, terutama jika cuaca hujan disertai angin kencang. Hal tersebut bisa menyebabkan listrik padam.
“Bila listrik padam, PLN tidak dapat menjual listrik, pemakaian listrik masyarakat menurun, pendapatan daerah dari Pajak Penerangan Jalan Umum otomatis ikut berkurang. Belum lagi aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Akan sangat banyak pihak yang dirugikan,” tandasnya. (tab)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.