Ternyata Suamiku Beristri Dua
Dulu, entah mengapa aku (mahasiswi semester tujuh salah satu universitas di Semarang) tergila-gila padanya.
Status PNS dia kala itu kuanggap menjanjikan. Terlebih bodi pria berusia 30 ini kukagumi. Tegap dan gempal seperti prajurit marinir. Dua hal itu pula yang membuat keluargaku menerima dan respek padanya kala datang ke rumahku di Grobogan.
Status PNS dia kala itu kuanggap menjanjikan. Terlebih bodi pria berusia 30 ini kukagumi. Tegap dan gempal seperti prajurit marinir. Dua hal itu pula yang membuat keluargaku menerima dan respek padanya kala datang ke rumahku di Grobogan.
Pembaca, sebut saja namaku Ayu, dan lelaki yang kemudian jadi suamiku ini Arbi. Sungguh senang aku menjalani kehidupan sebagai istri. Kualiahku pun segera kurampungkan, aku diwisuda saat mengandung anak pertama. Bahagia kami rasakan kala aku melahirkan bayi perempuan. Kami beri nama Rara.
Mas Arbi selalu perhatian dan sangat menyayangi Rara. Namun saat Rara berumur tiga tahun, aku mendapati kenyataan yang pahit akan kehidupan terdahulu suamiku. Ternyata suamiku sudah memiliki seorang istri sebelum menikah denganku. Suamiku dan istri pertamanya itu memiliki anak laki-laki yang sudah berusia tujuh tahun. Hal itu kuketahui setelah orang tuaku datang ke rumah Arbi untuk silaturahmi saat lebaran.
Bodohnya aku, hal itu tidak kuketahui meskipun ada tanda mencurigakan dari suamiku. Kasihan juga orang tuaku telah tertipu dia. Dengan pasrah aku menerima kenyataan bahwa aku istri keduanya. Sempat saat itu aku ingin meminta cerai karena merasa ditipu, namun mengingat Rara masih kecil, akhirnya aku menerima permintaan maaf suamiku.
Namun meski dia meminta maaf soal itu, Arbi merasa malu dan melampiaskan degnan cara ngawur. Dia jadi ringan tangan dan selalu marah padaku. Sering aku dijewer bahkan dijenggung jika dia anggap berbuat salah. Entah soal masakan atau kondisi rumah. Sepertinya temperamental itu sifat aslinya yang selama ini yang tertutupi oleh kebaikan palsunya.
Kemudian kami memiliki Riri, anak kedua yang lahir kala Rara empat tahun. Keadaan aku repot dengan dua anak membuat suamiku makin galak. Ia sering membentakku jika aku meminta uang untuk membeli susu.
Tak hanya itu, jabatan ketua RT dan pengurus kelurahan, membuatnya sering korupsi kecil dari uang warga. Aku sudah seringkali mengingatkannya akan dosa, namun ia tak pernah mendengarkanku.
Ketika Riri berusia dua tahun, aku kembali mendapati kenyataan yang menyakitkan. Abi memiliki anak gadis dari wanita lain lagi. Sebut saja Roro, gadis remaja yang sudah berusia enam belas tahun itu datang dikeluarga kami.
Awalnya aku tak percaya bahwa Roro adalah anak suamiku, namun setelah aku melihat fotonya di facebook, aku menjadi yakin.
Kepada suamiku ia mulai merengek minta uang sekolah, minta pulsa, minta kebutuhan hidup. Sebenarnya aku tidak keberatan jika suamiku membiayai hidupnya, akan tetapi, tolonglah, lihat aku sebagai istri yang sah. Yang lebih membutuhkan banyak biaya untuk dua orang anak kecil.
Keluargaku menyuruhku bercerai saja dengan lelaki seperti itu. Namun lagi-lagi aku memikirkan nasib anak-anakku yang masih kecil. Sekali lagi kuterima maafnya. Dan lagi-lagi aku harus menerima kenyataan bahwa aku adalah istri ketiga dari seorang pria.
Kini aku masih bersamanya, lelaki ringan tangan yang terlihat berwibawa di luar, namun keras dalam keluarganya sendiri. Lelaki yang membiayai empat orang anak dari ketiga istrinya yang berbeda. (Seperti dikisahkan Ayu kepada Moh Ichwan) ***
Labels
Romantika
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.