Tugu Sekip Saksi Pertempuran 5 Hari di Semarang
Camat Semarang Timur Sumardjo bersama lurah Rejosari dan tokoh masyarakat meninjau Tugu Skip yang berada di wilayah RW 10 |
REJOSARI-Dilihat sepintas, tugu yang berada di wilayah RW 10 Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur hanyalah sebuah bangunan biasa. Mungkin belum banyak masyarakat yang tahu, jika Tugu SKIP tersebut merupakan salah satu saksi sejarah terjadinya pertempuran lima hari di Semarang.
Letaknya di perkampungan warga, membuat tugu yang dibuat pada 1954 ini memang belum dikenal masyarakat banyak sebagai saksi sejarah.
Ketua RW 10 Hadiman mengatakan, tugu tersebut dibuat untuk mengenang momen bersejarah pertempuran lima hari di Semarang, yang saat itu merembet hingga ke Desa Rejosari Kecamatan Semarang Utara pada waktu itu.
“Pertempuran yang terjadi meluas ke berbagai wilayah Kota Semarang sampai di daerah perbukitan yang ada di Desa Rejosari. Hingga terjadi baku tembak antara Belanda dengan pemuda-pemuda Desa Rejosari,” katanya.
Pembangunan Tugu Sekip diprakarsai tokoh-tokoh masyarakat Kelurahan Rejosari. Di antaranya Lurah Rejosari saat itu H Kodimin dan Ketua RT 09 RK 10 (saat ini RW) alm Sudarto. Hadiman menuturkan, sebenarnya tugu tersebut akan dinamakan Tugu Pemuda Rejosari, namun diganti menjadi Tugu Sekip.
“Bukit tersebut dahulu adalah bekas lapangan tembak Belanda. Dalam bahasa Belanda lapangan tembak disebut sekip. Oleh banyak orang juga disebut gumuk dan dikenal,” tuturnya.
Tugu ini dipugar pertama kali pada 1980 dan diresmikan oleh alm Ali Said mantan Jaksa Agung RI yang juga sebagai warga Rejosari. Hadiman menambahkan, karena kondisinya sangat memprihatinkan, warga sepakat untuk memugar tugu tersebut.
“Swadaya warga memugar tugu ini agar tidak punah. Meskipun kondisinya memprihatinkan, namun tugu itu masuk dalam sejarah Kota Semarang dan menyangkut sejarah Desa Rejosari,” lanjutnya.
Sementara itu Lurah Rejosari Waluyo mengungkapkan, akan berusaha mensosialisasikan ke pemkot terkait keberadaan Tugu Sekip sebagai salah satu saksi sejarah dalam pertempuran lima hari Semarang.
“Kelurahan juga berusaha mensosialisasikan ke warga, agar warga sendiri mengetahui jika di wilayahnya terdapat monumen bersejarah. Selain itu juga dengan mengadakan berbagai kegiatan di sekitar Tugu Sekip, seperti upacara 17 an dan lainnya,” ungkapnya. (wam/17)
Labels
Warta Kota
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.