Kerjasama Pasar Rugikan Pemkot

Add caption SIDAK: Anggota Komisi II DPRD dan Kepala Disperindagkop melakukan sidak di sejumlah pasar di Salatiga.(HARSEM/HERU SANTOSO)

SALATIGA - Perjanjian kerjasama pembangunan pasar yang dilakukan Pemkot Salatiga dengan pihak ketiga selama ini ternyata telah merugikan pemkot. Hal itu menjadi temuan BPK dan Pemkot Salatiga harus melakukan perubahan perjanjian serta mengembalikan uang hingga ratusan juta rupiah.

Demikian diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Kota Salatiga Elysabeth Dwi Kurniasih kepada Harsem, usai sidak di  sejumlah pasar di Kota Salatiga, kemarin. Dikatakan, dengan adanya temuan tersebut maka Pemkot Salatiga harus melakukan perubahan secepatnya. Pembangunan pasar yang dalam perjanjiannya telah merugikan Pemkot Salatiga di antaranya Mall Ramayana, Pasar Raya I dan II, Eks Pertokoan Hasil, Pasar Blauran dan Pasar Jetis.

“Untuk Mall Ramayana misalkan, dalam perjanjian harusnya dibangun dengan 8 lantai, namun kenyataannya hanya dibangun 4 lantai. Selain itu, pembangunan Pasar Jetis telah ditemukan kerugian sebesar Rp 400 juta dan dana itu harus segera dikembalikan ke kas negara,” jelas politisi PKPI itu.

Menurutnya, permasalahan tidak dapat dianggap ringan dan harus segera disikapi bahkan diantisipasi. Jika harus dilakukan perubahan perjanjian, secepatnya hal itu harus dilaksanakan agar tidak memunculkan permasalahan hukum di kemudian hari. “Dari pengalaman ini maka pembangunan dengan sistem kerjasama ke depannya harus ditata dan diteliti sehingga tidak merugikan Pemkot Salatiga,” katanya.

Dalam sidak ke sejumlah pasar, Komisi II DPRD telah menemukan mangkraknya sejumlah pasar yang hingga kini tidak ada solusinya. Pasar tersebut di antaranya, Pasar Raya II, pasar eks pertokoan Hasil serta Pasar Jetis. Bahkan, beberapa pasar yang telah disiapkan untuk menampung pedagang ternyata konsepnya tidak sesuai dengan harapan pedagang. (hes/15)

Newer Post Older Post