Separuh Desa di Grobogan Alami Kekeringan

 SM/DHEKY KENEDI-JBSMMENGERING: Salah satu sungai di Grobogan sudah mulai mengering, kemarin. Sedikitnya 120 desa mengalami kekurangan air. (harsem/dok)

GROBOGAN-Sedikitnya 120 desa, atau hampir separuh dari total 280 desa di Grobogan dilanda kekeringan. Sebagian besar sumur dan sungai di kabupaten terluas kedua se-Jateng itu mulai kerontang. Surip (46) warga Kecamatan Gabus menuturkan, warga sudah mulai membuat belik (galian di sungai yang mengering), karena hampir semua sumur tak ada airnya.

Kasubag Sosial Setda Grobogan Gintono Bejo menjelaskan, berdasar hasil pendataan sementara, sekitar 120 desa di 15 kecamatan terancam kekeringan. Jika dalam waktu dekat hujan tidak turun, sumber air seperti sumur gali dan sungai diperkirakan mulai mengering. “Dari 19 kecamatan di Grobogan, hanya empat kecamatan yang masuk kategori aman  bencana kekeringan. Yaitu Godong, Tegowanu, Gubug, dan Klambu,” ungkap Gintono, kemarin (21/5).

Ditambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bakorwil I Pati terkait penyaluran air bersih. Pihaknya mengaku sudah siap menyalurkan air bersih ke desa yang dilanda kekeringan. Namun hingga saat ini belum ada permintaan dari kepala desa atau kelurahan. 

“Tahun ini kami siapkan anggaran untuk seribu tangki air bersih. Namun sampai saat ini belum ada penyaluran, karena belum ada pengajuan dari desa. Namun, melihat cuaca yang sudah mulai jarang hujan, bisa saja dalam waktu dekat sudah ada pengajuan. Intinya, pengiriman bantuan air bersifat kondisional,” ungkapnya. 

Terpisah, Bupati H Bambang Pudjiono SH meminta kepada Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) dan Bagian Kesra Setda segera turun ke lapangan untuk memantau seberapa jauh bencana kekeringan melanda Grobogan. “Jika sewaktu-waktu warga kekurangan air bersih, harus segera melakukan pengedropan. Koordinasikan pula antisipasi kekeringan dengan BPBD Provinsi Jateng,” kata bupati dalam acara coffee morning. (K11-JBSM/16) 

Newer Post Older Post