Diserang Sundep, Petani Kalicilik Gagal Panen
GAGAL PANEN: Gabah di Desa Kalicilik yang terserang sundep belok terlihat kering dan gabuk.(HARSEM/SUKMA WIJAYA) |
DEMAK-Di masa panen ini, mestinya petani Desa Kalicilik Kecamatan Demak Kota bergembira menikmati hasil kerja kerasnya. Apa daya, hama sundep belok (wereng) merampas kebahagiaan mereka.
AKIBAT hama wereng, puluhan hektar padi di desa itu mengalami gagal panen. Produktifitas gabah menurun hingga 75 persen. Gejala gagal panen juga terjadi di desa lain.
Menurut anggota Kelompok Tani Kelurahan Kalicilik Demak, Muhtar, ratusan hektar sawah di wilayah Kalicilik mengalami gagal panen akibat hama wereng dan sundep beluk. Padahal petani di desa itu rata-rata menggarap sawah dengan cara menyewa. “Kegagalan ini membuat produktifitas gabah menurun. Dari luasan satu hektar, hanya memanen 2,5 kuintal gabah," ujarnya.
Secara teknis sawah Kelurahan Kalicilik teraliri cukup air. Namun hama sundep belok sangat agresif menyerang ketika padi akan berbuah. Hasilnya petani hanya memanen 25 persen dari mestinya.
Petani Kalicilik, Sukardi (60) mengakui gagal panen. Sawahnya yang berada di blok Gebang Kelurahan Kalicilik rusak akibat hama. Akibatnya dia harus nombok bayar borongan penebas panen gabah. Bila diuangkan hasil panen gabahnya tak cukup untuk mengganti biaya tanam.
Afif petani lain mengatakan, kegagalan juga terjadi di desa sebe;ah, yaitu Desa Singorejo Demak, Desa Wonosari Bonang, dan Desa Poncoharjo Bonang. “Saat ini kami bangkrut, karena sawah yang kami garap bukan milik kami. Semua hasil dari sewa perorangan atau milik pemerintah selama setahun,” akunya.
Sewa Menurun
Ditemui, Kasi Pemerintahan Kelurahan Kalicilik, Susilo Budi Admo, mengakui kondisi gagal panen di wilayahnya. Hasil referensi penyuluh pertanian akan dijadikan dasar surat kelurahan memohon ke DPRD untuk penurunan target PAD dari hasil sewa sawah selama setahun.
Biasanya petani menyewa sawah untuk digarap. Hasil panen MT I digunakan sebagai ganti modal sewa dan MT II sebagai keuntungannya. “karena MT II gagal panen ada kemungkinan petani kesulitan dana untuk menyewa sawah,” ujar Budi kemarin.
Terpisah, Lurah Mangunjiwan Demak, Poernomo memprediksi kegagalan panen di Kalicilik akibat cuaca ekstrem. Masa mulai tanam tidak tepat waktu, terlambat dari jadwal semestinya. Petani mulai tandur bersamaan dengan musim kaper bertelur (kupu-kupu putih). Ketika padi berbuah langsung terserang sundep beluk.
“Serangan hama juga terjadi di Mangunjiwan, namun ketika kaper singgah, sawah kami sudah mulai dipanen," jelasnya. Kendati demikian Poernomo mengakui 20 persen sawah milk warganya terserang wereng dan sundep.
Saat dihubungi Kasi Produksi Padi Palawija Dinas Pertanian, Yatmo tidak berani banyak komentar. Dia hanya mengatakan Dinas Pertanian sudah membantu petani untuk pengadaan obat untuk membasmi penggangu tanaman.
Namun Yatmo menyatakan tidak berani menyebutkan hasil produktifitas atau gagal panen yang terjadi Demak. Dia menyarankan konfirmasi langsung ke kepala dinas pertanian.
Sampai berita ini diturunkan, ponsel milik Kepala Dinas Pertanian Demak, Wibowo belum dapat dihubungi untuk dikonfirmasi, karena yang bersangkutan masih mengikuti Workshop Engineering Science Quest (ESQ) di sebuah hotel di Bandungan. (swi/16)
Post A Comment
No comments :
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.