Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Kesehatan Lansia di Jateng Rendah


PERIKSA LANSIA: Dokter dari RS Elisabeth sedang memeriksa para lansia pada kegiatan yang diadakan Kompass, kemarin. (Foto: Harsem/dok)
 
SEMARANG – Hingga kini, masyarakat lanjut usia (lansia) terutama dari kalangan tidak mampu masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan karena biaya kesehatan sendiri semakin mahal. Untuk itu, pemerintah daerah harus bisa menangkap permasalahan tersebut sehingga tidak hanya keluarga tidak mampu saja yang diperhatikan tapi para lansia pun berhak mendapatkannya.

Penegasan itu disampaikan oleh Pembina Komunitas Pedagang Semarang Setara (Kompass) A. Joko Mulyono, Sabtu (2/6) pekan lalu. Ia menilai kondisi lansia saat ini cukup memprihatinkan.

Hal itu dapat dilihatnya dari banyaknya para lansia yang hadir saat Kompass menggelar bhakti sosial (Baksos) berupa pengobatan gratis, donor darah, dan hiburan rakyat di halaman kantor Kecamatan Semarang Utara. Dalam kegiatan itu, kata dia, lansia mendominasi peserta pengobatan gratis.

“Lihat saja, banyak lansia yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang layak. Itu yang harus dipikirkan juga oleh pemerintah,” katanya.

Ia juga meminta pemerintah daerah dapat ‘memangkas’ birokrasi’ yang berbelit-belit di saat masyarakat tidak mampu membutuhkan pelayanan kesehatan. Ia menilai tindakan berbelit-belit itu dapat dilihat saat warga berusaha mendapatkan surat keterangan tanda miskin (SKTM). “Bahkan sampai sekarang, data kemiskinan saja tidak valid,” ujarnya.

Disinggung soal niatan Kompass sendiri menggelar pengobatan gratis tersebut, ia menjawab, “kami hanya mencoba mendobrak stigma negatif yang selama ini melingkupi pelayanan kesehatan pemerintah. Mungkin di Puskesmas sudah ada pelayanan kesehatan gratis, namun apakah obat yang diberikan sudah sesuai dengan kualitas penyakit yang diderita. Obat kenyataannya masih mahal dan hanya bisa ditebus oleh mereka yang kaya,” jelasnya.

Sementara, Ketua Panitia Baksos Kompass, Suharto mengatakan kegiatan pengobatan gratis itu juga menyasar kalangan pedagang yang ada di wilayah Semarang Utara. Kompass merencanakan kegiatan serupa digelar di wilayah kecamatan lain.

“Kedepannya, kita ingin menggelar baksos di pasar-pasar tradisional. Sebab, masih banyak pedagang yang terpaksa mengorbankan masalah kesehatan karena ketidakmampuan finansial mereka,” kata Harto, panggilan akrabnya. (ano/12)

Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous