Berita

[Berita][bleft]

Artikel

[Ekonomi][twocolumns]

Pemerintah Belum Dukung Rehabilitasi Tinggi, Peredaran Narkoba di Semarang



SEMARANG - Hingga saat ini, di Kota Semarang belum mempunyai tempat rehabilitasi narkoba yang dibiayai pemerintah. Padahal setiap bulan, sedikitnya 5-10 pelaku narkoba berhasil ditangkap tim Polrestabes Semarang.

Itu baru yang terungkap. Artinya, peredaran narkoba di Semarang masih tinggi. Tentu saja, atas hal itu, pemerintah belum mendukung sepenuhnya terkait rehabilitasi narkoba. Hal itu patut mendapat perhatian semua pihak, agar penyakit masyarakat ini tidak semakin tumbuh dan berkembang.

"Berdasarkan data statitistik BNN (Badan Nasional Narkoba), tadi pagi (kemarin-red), sehari 50 orang meninggal akibat narkoba. Diperkirakan belanja narkotikA rata-rata Rp 1 triliun per hari. Itulah, operasional narkotik telah sedemikian besarnya," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan, saat gelar kasus penangkapan empat tersangka shabu-shabu di Mapolrestabes, Rabu (30/5) siang.

Elan mengaku serius memerangi peredaran narkoba secara maksimal. Kepolisian mengeklaim sedikitnya 5-10 pelaku narkoba ditangkap di Semarang, setiap bulannya. "Namun demikian, di Kota Semarang memang belum ada rehabilitasi yang dibiayai pemerintah. Ada rehabilitasi, tapi tidak dibiayai oleh pemerintah," kata Elan.

Kapolrestabes juga mengakui, di Semarang peredaran narkoba masih tinggi, penikmat barang haram ini terus meningkat. Sebagaimana yang diungkap oleh Satresnarkoba Polrestabes, empat tersangka berhasil ditangkap, masing-masing Asih (27), warga Plompokan Tuntang; MA (31), warga Pedurungan, Oni dan Gary, ini.

"Hingga saat ini, di Semarang memang barang bukti yang berhasil disita tergolong masih kecil. Akan tetapi  kualitas barang haram ini sudah berkategori bagus, yakni shabu-shabu. Jadi, kalau dibiarkan bisa membahayakan nyawa manusia," tambahnya.

Untuk itu, Elan bertekad memerangi peredaran narkoba tersebut. Bahkan menurutnya, narkotika bukan sekedar penyakit masyarakat saja, tetapi narkotika sudah termasuk jenis kejahatan yang luar biasa.

"Tidak mengenal batas, tidak mengenal waktu, tidak mengenal siapa korban dan sasaran. Bahkan siapa pun bisa jadi terjerumus menjadi pelaku narkoba. Kita bisa simak di media,  segala profesi telah ada. Maka, mari seluruh elemen masyarakat bersama-sama menanganinya," papar Kapolrestabes.

Sementara modus pengedaran narkoba di Semarang terbilang sangat rapi. Pasalnya, antara bandar, pengedar dan pembeli bertansaksi sangat sangat hati-hati. Para pelaku mengedarkan dengan sembunyi-sembunyi. "Saya tidak pernah bertemu secara langsung baik dengan bandar maupun pembeli. Saya bertransaksi melalui telepon, kemudian mengantarkan ke sebuah tempat," kata salah seorang tersangka, Oni.

Terakhir, dia menaruh di sebuah batu besar di pinggir Jalan Dr Wahidin. Sementara pembayarannya melalui sebuah rekening. "Harga per-gramnya Rp 1,3 juta. Setiap kali mengantar, saya mendapat upah Rp 100 ribu. Seminggu, saya mengantar dua kali," ujar Oni.

Dia mengaku mendapatkan barang haram itu dari Sulistiyo, warga Jakarta.  "Saya dikenalkan oleh Rudi, warga Surabaya melalui telepon," ujarnya yang mengaku telah beraksi sejak 6 bulan lalu itu. (abm/12)
Post A Comment
  • Blogger Comment using Blogger
  • Facebook Comment using Facebook
  • Disqus Comment using Disqus

No comments :

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.


Desakundi

[Desakundi][threecolumns]

Pendidikan

[Pendidikan][list]

Ekonomi

[Ekonomi][grids]

Politik

[Politik][bsummary]

Oase

[Oase][threecolumns]
Create gif animations. Loogix.com. Animated avatars. Animated avatar. Motley Animated avatar. Gif animator. Animated avatar. Gif animator. Zoom Gif animator. Motley Create gif animations. Zoom Animated avatar. Movie Create gif animations. Gif animator. Zoom Animated avatar. Loogix.com. Animated avatars. Negative Animated avatar. Zoom Rumah Zakat Animated avatar. Negative Babyface, Harian Semarang liquid executive club, tonitok rendezvous