Usai Ngaji, Santap Ikan Bakar

ISRA MIKRAJ: Ustadz H Badul Munim menyampaikan tausiah pada pengajian Isra Mikraj di pemancingan Barokah Tembalang. (HARSEM/WARA MERDEKAWATI)

GAJAHMUNGKUR-Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. Memiliki makna khusus dalam memperkokoh kadar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Isra Mikraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari. Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha guna menghadap Allah SWT.

Demikian dikatakan Ustadz H Abdul Munim yang mengisi tausiah pada peringatan Isra Mikraj yang digelar Pengajian Miftahun Jannah, ibu-ibu warga RW 06 Kelurahan/Kecamatan Gajahmungkur di pemancingan Barokah Tembalang, Minggu (24/6).

“Isra Mikraj mengandung perintah untuk umat muslim menjalankan ibadah sholat lima waktu,” terangnya.

Dikatakan, perintah sholat sudah ada sejak lama jauh sebelum Nabi Muhammad menerima perintah. Namun, karena berbagai pertimbangan sholat yang tadinya diterima sebanyak 50 rakaat, diperingan menjadi lima waktu.

“Bisa dibayangkan kalau dulu kita shalat 50 kali dalam sehari semalam. Lima waktu saja banyak yang tidak mengerjakan. Karena itu, jangan tinggalkan shalat karena Allah sudah menolong untuk menjalankan sholat hanya lima waktu. Selain itu, sholat merupakan amal ibadah yang paling dahulu diperiksa ketika hari akhir nanti,” ujarnya.

Sementara itu, pengurus Pengajian Miftahun Jannah Ny Joko mengatakan, peringatan ini menjadi momen tepat bagi kita semua untuk melakukan perenungan. Juga introspeksi terhadap kesungguhan hati untuk menerapkan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

“Moral dan ketakwaan seseorang tidak dapat diprediksi, keduanya benteng kokoh menghadapi pengaruh negatif. Moral dan takwa sangat rapuh sehingga mudah tergelincir mengikuti hawa nafsu,” katanya. Setelah pengajian rampung, peserta menyantap ikan bakar yang telah tersedia. (wam/16)

Newer Post Older Post