Warga Petempen Pertahankan Mushola

DIPERTAHANKAN: Kendati sebagian warga sudah menjual lahannya pada pihak apartemen, Mushola Nurul Ikhlas tetap dipertahankan dan tidak akan direlokasi. (Foto: Harsem/Lissa Febrina)

SEBAGIAN warga RW 01 yang tinggal di Jalan Petempen Selatan, Kelurahan Kembangsari, Kecamatan Semarang Tengah, sudah menjual tanah mereka kepada pihak Mutiara Garden Apartment. Ditengarai, penjualan tanah tersebut karena adanya intimidasi dari pihak-pihak tetentu.

Pantauan Harsem di lapangan, kemarin, di bekas bangunan rumah warga yang sudah rata dengan tanah, hanya terlihat tumpukan puing-puing material bangunan saja. Namun masih ada beberapa rumah yang berdiri kokoh

Dikatakan Sirojudin, warga RT 01 RW 01 yang juga merupakan Takmir Mushola Nurul Ikhlas, untuk wilayah RT 01 hanya empat rumah saja yang masih bertahan, termasuk rumah miliknya. Enam rumah lainnya di wilayah RT 01 sudah dijual ke pihak apartemen dan pemiliknya pindah.

“Soal adanya intimidasi atau tidak, yang jelas sekarang sebagian warga di RT 01, 02, 03 RW 01 sudah menjual tanahnya pada pihak apartemen dan mereka sudah pindah. Yang saya dengar harganya Rp 3 juta  per meter persegi,” ujar Sirojudin, kemarin.

Sedangkan dirinya dan tiga pemilik rumah warga lainnya di RT 01 tetap bertahan dan tidak akan pindah dari Kampung Petempen Selatan. “Saya pribadi akan tetap di sini, tidak akan pindah, dan saya juga akan mempertahankan Mushola Nurul Ikhlas yang ada di pinggir Jalan Raya Gajah Mada itu, agar tidak diusik,” ujarnya.

Sirojudin juga mengatakan, rencana relokasi Mushola Nurul Ikhlas ke wilayah RT 04 RW 01 juga mendapat penolakan dari beberapa warga sekitar. Karena itu juga, akhirnya pengurus serta sepakat menolak musholla direlokasi.

“Kami kembali ke konsep awal, dulu mushola itu dibangun untuk mempermudah masyarakat atau mereka yang sedang dalam perjalanan gampang mendapatkan tempat untuk sholat. Intinya kalau mushola  berada di pinggir jalan untuk syiar akan lebih hidup,” tandasnya.

Karena itu juga, lanjutnya, Mushola Nurul Iklas tersebut tetap dipertahankan di pinggir jalan. Bahkan beberapa lembaga keagamaan dan elemen masyarakat siap mendukung keberadaan mushola tersebut tetap berada di pinggir Jalan Raya Gajah Mada.

Dikatakan Sirojudin, menurut apa yang didengarnya, Jalan Petempen Selatan tersebut akan dijadikan jalan masuk menuju apartemen.

Suryanto, warga RT 01 RW 01 mengatakan, dirinya sudah menjual tanahnya kepada pihak apartemen, namun belum dibongkar. “Sebetulnya di sini tanah warisan turun temurun. Tanah saya seluas 33 meter, pe meternya Rp 3 juta, kalau nanti sudah dibongkar kami akan pindah,” ujarnya 

Terpisah, Camat Semarang Tengah, Endro PM mengatakan, adanya penolakan dari warga untuk merelokasi Mushola Nurul Iklas tersebut, semua keputusan akan dikembalikan kepada warga.

“Kami dari kecamatan maupun kelurahan ini sifatnya hanya memfasilitasi antara warga dan pihak apartemen. Memang dulu warga setuju mushola direlokasi dan mengumpulkan tanda tangan, tapi akhirnya berubah fikiran dan menolak,” beber Endro.

“Memang pihak apartemen akan membantu pembangunan mushola di lahan yang lain, tidak di tengah-tengah jalan seperti saat ini. Namun akhirnya kita serahkan kembali kepada warga,” lanjutnya.    

Ditambahkan Endro, terkait adanya beberapa warganya yang menjual tanah kepada pihak apartemen, itu murni urusan pribadi warga dengan pihak apartemen. “Dan itu juga bukan untuk proyek pemerintah,” tandas Endro. (lif/12)

Newer Post Older Post