Gubernur Minta Kampus Juga Peduli Pertanian

GUBERNURAN – Bukan hanya kepentingan pemerintah semata, namun semua kalangan pun layak untuk memerhatikan sektor pertanian. Imbauan itu disampaikan oleh Gubernur Jateng Bibit Waluyo, terutama ditujukan bagi kalangan akademis.

Menurut dia, dunia pendidikan harus mampu memberikan kontribusi positif untuk sektor pertanian di Jateng. Dengan begitu, kalangan akademis pun tidak hanya dituntut selalu kreatif dan inovatif,  tapi juga kontributif bagi masyarakat.

Imbauannya itu dikhususkan bagi Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung (FTI Unissula) yang belum lama ini telah mampu membuat mobil hybrid H-Molex (Hybrid Mobile Electric). Ia mengaku sangat mendukung upaya yang telah dilakukan perguruan tinggi swasta tersebut.

Namun, lanjut dia, pihak Unissula seharusnya tidak berhenti pada pembuatan mobil tersebut. Karena, sebuah hasil kreativitas dan inovasi dapat sukses apabila dapat dirasakan ‘nikmatnya’ oleh seluruh masyarakat, khususnya petani.

Ia meyakini, FTI Unissula mampu menciptakan produk di sektor pertanian seperti traktor/ pembajak sawah. Diharapkannya pula, dalam penciptaan itu nantinya, produk traktor memiliki bahan bakar yang hemat energi sehingga tidak membebani para petani.

“Saya minta (mobil H-Molex) itu terus disempurnakan. Namun, bagaimana kalau Unissula (juga) membuat traktor untuk membajak sawah dengan sumber energi dari gas, matahari, dan premium seperti mobil ini. Piye lah carane. Tolong diakali,” pinta gubernur.

Menurut dia apabila FTI Unissula mampu mewujudkan produk traktor itu maka akan sangat mendukung peningkatan sektor pertanian yang kini tengah digencarkan Pemprov Jateng melalui gerakan Bali Ndeso Mbangun Ndeso. 

Selain itu, kata dia, dengan adanya mesin buatan lokal yang hemat energi, maka akan semakin memudahkan para petani mengingat harga bahan bakar minyak (BBM) kini sangat mahal dan semakin langka.

“(Apalagi), sekarang ini hewan-hewan yang dulu untuk narik juga berkurang. Traktor dengan energi BBM juga mahal. Jika traktor itu bisa dibuat (dengan teknologi alternatif), tentunya akan meringankan beban petani,” harapnya.(ano/12)

Newer Post Older Post